Foto Sosok yang Katakan Teman Ahok Curang Gunakan Baju PDIP Beredar di FB dan Twitter
Richard Sukarno seorang mantan Teman Ahok yang klaim Teman Ahok melakukan kecurangan fotonya gunakan baju PDIP beredar di media sosial.
Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Richard Sukarno seorang mantan Teman Ahok yang klaim Teman Ahok melakukan kecurangan fotonya gunakan baju PDIP beredar di media sosial, Rabu (22/6/2016).
Richard Sukarno adalah seorang dari empat orang mantan penanggungjawab (PJ) pengumpul Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Ahok.
Foto selfienya yang menggunakan peci, kemeja berlambang PDIP dan dipadu dengan kemeja kotak-kotak beredar di media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Penelusuran Tribunnews.com foto tersebut muncul saat seorang netizen posting di Twitter merespon postingan Habiburokhman.
Habiburokhman posting sindiran yang menuai respon banyak netizen.
Foto lainnya muncul ketika pendukung Ahok menautkan link akun Facebook Richard Sukarno.
Foto-fotonya gunakan baju berlambang banteng moncong putih ini terlihat di album fotonya.
Satu di antarany foto ia selfie dan gunakan kemeja PDIP.
Hingga berita ini diunggah belum diketahui kaitan Richard Sukarno dengan PDIP, namun dengan tersebarnya foto ini beberapa pendukung Ahok yang sebelumnya merupakan pemilih setia mengaku akan segera meninggalkan partai berlambang banteng moncong putih ini.
Sebelumnya Tribunnews.com memberitakan mantan Teman Ahok diantaranya Paulus Romindo, Richard Sukarno, Dodi Hendaryadi dan Husnul membeberkan kebusukan yang diklaim dilakukan relawan pendukung calon petahanan Basuki Tjahaja Purnama, Teman Ahok.
Menurut Richard seorang PJ Kelurahan Kelapa Dua, KecamatanKebon Jeruk, Jakarta Barat, dirinya tidak terima dengan penjelasan pendiri Ahok -Teman Ahok soal kerja keras relawan yang berhasil mengumpulkan 1 juta KTP.
"Mereka sebut relawan ngga ada yang dibayar. Itu pencitraan saja. 1 juta KTP tapi kok sampai sekarang masih mencari. Itu cuma klaim," kata Richard kepada wartawan di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016).
Dengan alasan itu Richard hengkang dari Teman Ahok.
Menurutnya, kecurangan dan praktik tidak sehat dalam pengumpulan KTP untuk Ahok juga membuatnya panas kuping.
"Bukan sakit hati tapi makin hari pembohongan semakin muncul. Saya terpanggil karena rakyat kita disuguhi politik kebohongan bukan pencitraan," katanya.
Dirinya bahkan menuding Teman Ahok menggunakan segala strategi demi memenuhi target 1 juta KTP.
Banyak strategi yang dilakukan Teman Ahok dinilai sudah membohongi orang banyak. Salah satunya dari sistem barter.
Contohnya, KTP yang dikumpulkan dari wilayah Jakarta Utara, pada bulan berikutnya digunakan untuk pendataan pengumpulan KTP di wilayah Jakarta Selatan.
KTP itu dikirim dengan menggunakan jasa ojek online.
"Kami terusik dengan tingkah laku Teman Ahok, relawan tidak begini caranya," katanya.
Hal yang sama juga diucapkan Husnul, mantan PJ Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.
Bahkan wanita berkerudung ini mengaku sama sekali tidak bermaksud menebar kebencian untuk Ahok.
"Di Teman Ahok ini banyak kebohongan, tapi saya cinta sama Ahok. Saya ingin politik yang jujur, tapi kenyataannya begini," kata Husnul.
Menurutnya, ada beberapa KTP yang memang betul-betul sebagai bentuk dukungan untuk Ahok. Tapi ada juga yang fiktif.
"Teman Ahok yang melakukan kebohongan jadi saya harus meluruskan. Saya tidak separah teman-teman dengan cara barter KTP. Saya mencari itu dari teman-teman untuk bantu saya, Nanti saya kasih cuma 1.000/KTP," katanya.
Tanggapan Teman Ahok
Teman Ahok bereaksi atas pengakuan kecurangan pengumpul KTP dukungan untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, menjelaskan siapa sebenarnya orang yang mengaku mantan Teman Ahok tersebut.
Teman Ahok dalam mengumpulkan 1 juta KTP, membagi tugas relawan.
Ada booth Teman Ahok yang tugas utamanya menjual Merchandise.
Kemudian, ada Posko Partisipasi yang dibentuk dan dibiayai sendiri oleh Warga. Jumlah posko ini yang paling banyak..
Selanjutnya, Teman Ahok pun mempunyai posko Teman Ahok.
"Posko Teman Ahok adalah posko yang dibentuk sendiri olehTeman Ahok untuk menyasar wilayah yang padat penduduk dan golongan masyarakat menengah ke bawah," kata Amalia dalam keterangan persnya seperti dikutip dari website temanahok.com, Rabu (22/6/2016).
Dikatakan dia, posko tersebut dibentuk dan dibiayai Teman Ahok.
Karena untuk kalangan bawah dan mereka tak punya biaya, tetapi bersedia mengumpulkan KTP, Posko ini dipinjamkan printer untuk fotocopy KTP, HP untuk koordinasi, dan tentu saja insentif mingguan.
"Insentif sebagai pengganti transportasi diberikan selama dia memenuhi target yang diberikan," katanya.
Menurutnya, insentif sebagai pengganti transportasi tersebut wajar, karena sebagai masyarakat bawah pihaknya paham mereka harus bolak balik ke Pejaten dan untuk bergerak ke masyarakat.
"Target ini diberikan, agar pergerakan menjadi maksimal. Teman Ahok tidak bisa memberikan fasilitas bahkan insentif, jika mereka tak mampu mendapatkan target," kata dia.
Lanjut dia, akan tidak adil, jika Posko santai-santai tidak ditarget, sementara relawan lain yang jualan merchandise berjibaku mencari uang untuk memberikan fasilitas kepada mereka.
Jika tidak tercapai target, bisa karena KTP di wilayah memang bukan basis Ahok dan wilayah tersebut sudah jenuh, Teman Ahok akan memindahkan fasilitas ke wilayah lain yang masih bisa mengumpulkan KTP.
"Jika mereka ketahuan berbuat curang, mereka akan diberikan peringatan untuk berubah. Jika tidak berubah, mereka akan dikeluarkan dari sistem dan posko tersebut ditutup," katanya.
Bila seseorang dikeluarakan dari sistem Teman Ahok dan Poskonya ditutup, maka semua fasilitasnya pun harus dicabut seperti printer dan handphone karena harus dipakai di tempat lain yang akan dibuka.
"Nah, Sebagian besar mereka yang melakukan konferensi pers tadi pagi (selanjutnya kami menyebut dengan Pak Dody Paulus cs) adalah orang yang sudah dikeluarkan dari struktur karena ketahuan berbuat curang dalam pengumpulan KTP via PoskoTeman Ahok," tuturnya.
Kecurangan mereka, kata Amalia, mulai dari pemalsuan tanda tangan, mengarang nomor handphon, dan lainnya.
Semua kecurangan yang dilakukan Dody Paulus Cs terkonfirmasi karena Teman Ahok memiliki sistem verifikasi sebelum KTP dikumpulkan.
Petugas di Markas Pusat akan memperhatikan keanehan di tandatangan dan nomor handphone.
Kemudia secara random akan mengecek nomor handphone, dikonfirmasi, dan menelpon tandatangan yang dicurigai.
"Semua formulir akan ditandai dan diberi kode, sehingga kita bisa tahu dari posko mana formulir ini berasal, dan setiap itu ada bukti tanda terima. Untuk yang ketahuan curang, KTP mereka tidak akan dihitung dan akhirmya kita keluarkan," katanya.
Namun, kata Amalia, memang tidak selamanya sistem yang dibuat Teman Ahok berhasil.
Pihaknya mengaku kecolongan, karena dalam koferensi pers Dody Paulus cs, Teman Ahok juga melihat ada beberapa PJ posko aktif yang datang.
"Namun memang tidak bicara banyak Mungkin ada hubungan solidaritas, karena setelah dicek Posko tersebut, formulirnya bisa dikonfirmasi."
"Meski jumlahnya tidak sampai ribuan, Kami akan cek lebih lanjut KTP yang dikumpulkan Posko Aktif dari Pak Dody Paulus cs," kata Amalia.(*)