Hanya 8 Persen Bus yang Layak Beroperasi
Adapun empat terminal utama yakni Kampung Rambutan, Pulogadung, Pulo Gebang dan Kalideres
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI melakukan ramp check atau pemeriksaan armada bus pada 6-23 Juni 2016 di sejumlah terminal di Jakarta. Hasilnya hanya 8 persen saja bus yang dianggap layak jalan dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
"Ada 1.305 bus yang telah dilakukan ramp check, hasilnya hanya 8 persen lulus. Selebihnya diberi kesempatan untuk melengkapi. Pelanggarannya rata-rata lampu buram, tidak ada palu pemecah kaca dan lain-lain," kata Kadis Perhubungan dan Transportasi DKI, Andri Yansah, Jumat (25/6).
Andri mengatakan pihaknya memang sengaja sudah melakukan ramp check sblm bulan puasa. Hal iti utk kasih peringatan ke po agar armada dan sopir dipersiapkan sejak berangkat.
"Tapi kalau sekarang masih ditemukan tidak layak jalan, maka akan ditindak dan dikandangkan," tegasnya.
Selain itu Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI juga telah menyiapkan posko terpadu seperti kesehatan hingga keamanan di empat terminal utama dan delapan terminal tambahan.
Adapun empat terminal utama yakni Kampung Rambutan, Pulogadung, Pulo Gebang dan Kalideres. Sementara delapan terminal tambahan di antaranya Pinangranti, Rawamangun, Grogol dan lain-lain.
4.467 personel
Dalam kesempatan yang sama, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Syamsul Bahri mengatakan pihaknya mengerahkan sebanyak 4.467 personel untuk pengamanan arus lalu lintas selama arus mudik Lebaran tahun 2016.
Seluruh personil tersebut difokuskan untuk mengatur lalu lintas di tiga jalur yakni Jalur Utara seperti di Jalan Raya Bekasi dan Jalan Inspeksi Kalimalang. Kemudian Jalan Tol Dalam Kota, Tol Jagorawi dan Tol Cikampek. Sementara Jalur Selatan adalah Jalan Raya Bogor dan sekitarnya.
"Pengerahan 4.467 personil ini dilakukan mulai H-7 hingga H+7 Idul Fitri untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas pada saat arus mudik. Bahkan dari sekarang petugas kami sudah bersiaga di simpul-simpul kemacetan," katanya.
Syamsul menilai arus mudik tahun ini diprediksi tidak akan separah tahun-tahun sebelumnya. Ia beralasan banyaknya perusahaan swasta maupun instansi pemerintah yang menyelenggarakan mudik gratis, membuat volume kendaraan sedikit terurai.
"Mereka kan berangkat sebelum puncak arus mudik. Sehingga otomatis ini akan mengurangi volume kepadatan lalu lintas di jalan," ujarnya. (Junianto Hamonangan)