Ribuan Ikan Mendadak Mati di Dermaga Muara Penjaringan
Berbagai jenis ikan yang mati diduga akibat pembuangan limbah sembarangan, membuat warga pesisir Jakarta ini heboh.
Editor: Hasanudin Aco
RIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan ikan mati mengambang di Kawasan Dermaga Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (28/6/2016).
Berbagai jenis ikan yang mati diduga akibat pembuangan limbah sembarangan, membuat warga pesisir Jakarta ini heboh.
Pantauan Warta Kota, sejumlah warga nampak ramai-ramai memperhatikan ikan-ikan yang mati mengambang di lautan, tepatnya di Kawasan Dermaga Muara Baru.
Para warga, baik dari kalangan orang dewasa dan anak kecil, nampak berupaya mengambil ikan-ikan yang mati mengambang di air asin itu.
"Banyak banget ya ikannya mati. Astaga. Gara-gara limbah ini sih pasti," ucap salah seorang warga di lokasi.
Beberapa warga jelang berbuka, masih tetap bertahan dan memperhatikan ikan-ikan mati itu.
Belum nampak petugas atau instansi pemerintah terkait mencoba untuk meneliti atau mencari tahu penyebab ribuan jenis ikan seperti kerapu, Samge, baronang, dan berbagai jenis ikan lainnya.
Kematian ikan ini, membuat warga pesisir Jakarta bertanya-tanya.
Banyak yang menduga, kematian ikan ini diakibatkan banyaknya pabrik atau perusahaan yang secara gamblang membuang limbah tersebut ke laut.
"Di sekitar pantai Mutiara kan banyak pabrik atau perusahaan pak. Kita sih menduga-duga memang dalang ini ikan mati tuh karena mereka (Pabrik/ Perusahaan) yang membuang limbah sembarangan, yakni ke laut. Jelas mati lah ikan. Biasa tenggak air asin, ya malah nenggak limbah," ujar seorang nelayan, Muchlisin (40), yang tinggal di Kawasan Muara Baru.
Warga lainnya, yang juga berprofesi sebagai nelayan ikan tradisional, Wandi (35), beranggapan sama dengan Muchlisin. Menurut Wandi, kematian ikan diakibatkan limbah serta kotornya air laut yang disinyalir dipenuhi sampah hasil wisatawan dan para pekerja minyak di tengah laut.
"Ikan tuh mati saya yakin karena perusahaan atau pabrik kebanyakan buang limbahnya di laut. Itu sebenarnya pelanggaran mas. Ini kalau dihitung mah lebih ribuan jumlahnya," kata Wandi.
Wandi yang saat itu bersama dua anaknya melihat-lihat kejadian langka itu, mengaku sudah seharusnya pemerintah mengantisipasi pembuangan limbah sembarangan yang dilakukan beberapa pabrik dan perusahaan di wilayah pesisir Jakarta.
"Banyak yang mati, mungkin ton-tonan beratnya tuh kalau tuh ikan dikumpulin. Kejadian ini sebenarnya sudah terjadi sejak kemarin sore sampai pagi. Saya pikir, hal biasa lah. Eh makin sore jelang berbuka puasa, makin lama makin banyak. Sekarang gini pak, kalau begini tindakan pemerintah apa? Kami bertanya-tanya nasib kita nelayan bagaimana?" jelas dia.
Ketakutan para nelayan, tak jauh tak bukan yakni dapat tercemarnya ikan terhadap limbah. Sehingga, selain sulit mendapatkan ikan hasil tangkapan terbaik, justru membuat para nelayan tercekik, lantaran takut hasil tangkapannya justri tak laku di pasaran.
"Tadi banyak warga yang ngambil-ngambilin ini ikan. Kalau saya sih enggak mau. Saya takut nelayan termasuk saya ini, ikan hasil tangkapan tak bagus akibat tercemar limbah yang sehingga ikan bisa mati. Nah, apa laku di pasaran? Apa pantas untuk dikonsumsi? Kalau dikonsumsi lalu nasib kita sama seperti ikan di sini? Siapa tanggungjawab. Pemerintah kemana? Masa enggak tahu sih masalah begini. Air di sini gak jernih, banyak nelayan temukan sampah hasil manusia nih," ujarnya.
Sementara itu, Wahyu Hariyadi selaku Wali Kota Jakarta Utara, hingga kini belum memberikan respon terkait hal ini. Baik dari via telepon, ataupun pesan singkat. Agung Priambodo selaku Kepala Suku Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Administrasi Jakarta pun saat dikonfirmasi via telepon tidak aktif.
Penulis: Panji Baskhara Ramadhan