Aktivis Kritik Sikap Komnas HAM Tanggapi Kasus Kebrutalan Suporter di GBK
Jari 98 kembali mengkritik pernyataan Komisioner Komnas HAM
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
TRiBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok aktivis 98 tergabung dalam Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) kembali mengkritik pernyataan Komisioner Komnas HAM yang hanya menyatakan belasungkawa dan kecaman terhadap anggota Polisi yang menjadi korban kebrutalan suporter The Jakmania.
Ketua Dewan Presidium Jari 98, Willy Prakarsa meminta Komnas HAM harusnya bersikap berimbang dan langsung segera meresponnya dengan membentuk tim untuk menelusuri aksi kekerasan yang dilakukan oleh suporter Jakmania tersebut.
"Pernyataan Komisioner Komnas Ham cuma sebatas normatif saja dengan ikut berbela sungkawa dan mengecam, tidak ada tindakan apapun dengan membentuk tim. Alangkah baiknya memang dibubarkan saja Komnas HAM diganti dengan Komnas Pancasila," kata Willy, melalui pesan singkatnya, Kamis (30/6/2016).
Willy pun akan mengajak seluruh komponen gerakan aktivis lainnya untuk konsolidasi mendukung gerakan bubarkan Komnas HAM yang notabene dinilai sebagai produk asing.
"Kita juga akan ajak aktivis HAM seperti Kontras yang masih kita nilai jauh lebih baik ketimbang Komnas HAM. Kita akan bikin deklarasi Komnas Pancasila usai Hari Raya Idul Fitri," ujarnya.
Willy juga menduga tragedi Gelora Bung Karno berlangsung sistematis dan nampak sudah ada rencana sebelumnya. Kata dia, faktanya ada benda tumpul dan air keras yang dipakai buat para suporter untuk melakukan pengeroyokan dan penganiayaan.
"Jika Komnas HAM cuma bergerak jika aparatur penyelenggara negara melakukan kekerasan, dan sebaliknya jika aparat jadi korbannya Komnas Ham tidak mau merespons. Ya apa gunanya Komnas Ham. Apa perlu saya jelaskan apa itu Ham," tandasnya.