Rayakan Lebarang, Sebagian Warga Pasar Ikan Mudik ke Kampung Halaman
"Kenapa ya digusur, itu pertanyaan saya Pak. Ini kan tanah milik rakyat."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM., JAKARTA- Suasana di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara tampak sepi. Tenda-tenda dan sejumlah gubuk yang telah berdiri sejak kawasan itu digusur tampak lengang.
Dari pantauan Kompas.com, Rabu (6/7/2016), di dalam tenda dan belasan gubuk berukuran 4x6 meter persegi itu tak banyak aktivitas yang dilakukan.
Warga Pasar Ikan hanya terlihat tidur-tiduran atau sekedar berbincang bersama warga lainnya.
Di dekat jembatan besi, jembatan yang dulunya ingin dibongkar oleh Pemprov DKI, serta menjadi penghubung antara Pasar Ikan dan Kampung Luar Batang, ada sekitar 8-10 remaja tanggung yang asik bercanda ria merencanakan libur Lebaran.
Ada juga sejumlah laki-laki lanjut usia yang sedang berbincang di bawah gubuk sambil sesekali menghisap sebatang rokok.
Ketika melewati gubuk milik warga yang berada di pinggir tanggul Pelabuhan Sunda Kepala, tak tampak satu pun gubuk yang ramai.
Menurut warga sekitar, sejak 3-4 hari yang lalu, sebagian warga Pasar Ikan telah meninggalkan kediamannya untuk kembali ke kampung halaman.
Mayoritas warga Pasar Ikan berasal dari Sulawesi dan berbagai tempat di Pulau Jawa.
Kebanyakan warga daerah itu pulang untuk berlebaran bersama keluarganya.
Namun hari kemenangan yang dirasakan warga lain tampaknya tak dirasakan oleh Baswindo, laki-laki berperawakan kurus berumur berkisar 60 tahun.
Baswindo sudah tinggal selama puluhan tahun di Pasar Ikan. Puluhan kali Lebaran telah dia lewati di Pasar Ikan bersama keluarganya.
Baswindo menyebutkan, Lebaran tahun ini jauh berbeda dari tahun sebelumnya.
Bukan hanya karena rumahnya yang telah rata dengan tanah, tetapi sejumlah sanak saudaranya juga jarang datang ke kediamannya saat ini.
Di atas lahan bekas rumahnya, Baswindo membangun sebuah gubuk berukuran 4x6 meter.
"Bedalah, sekarang rumah nggak ada lagi. Keluarga juga sudah jarang yang datang ke mari," ujar Baswindo saat ditemui Rabu sore.
Hari ini, tak ada kegiatan apapun yang dilakukan Baswindo. Dia hanya duduk di depan gubuknya sembari menghisap sebatang rokok.
Seluruh keluarga Baswindo telah kembali ke kampung halaman di daerah Banten. Sembari menceritakan pengalamannya selama tinggal di Pasar Ikan, Baswindo mempertanyakan alasan Pemprov DKI menggusur rumahnya.
Dia menilai apa yang dilakukan Pemprov DKI tak beralasan.
"Kenapa ya digusur, itu pertanyaan saya Pak. Ini kan tanah milik rakyat," ujar Baswindo.
April lalu, Pemprov DKI meratakan seluruh bangunan di kawasan Pasar Ikan. Ada warga yang bersedia direlokasi di rumah susun. Namun ada yang masih bertahan di sana walau telah digusur.
Mereka yang bertahan ada yang merayakan Lebaran di tenda dan gubuk yang mereka bangun dari sisa bongkaran rumahnya.
Penulis: David Oliver Purba