"Saya Dipukul dan Diludahi", Dokter RS Pengguna Vaksin Palsu Terdiam lalu Menangis
Salah satu orangtua pasien terlihat emosi dan langsung memukul serta memperlakukan sang dokter dengan kasar.
Editor: Robertus Rimawan
Dokter itu pun mulai menjelaskan satu per satu kepada orangtua pasien yang mendatanginya.
Ada juga yang sampai memarahi dia, tetapi pria paruh baya itu tetap berusaha memberikan penjelasan terbaiknya dan memastikan tidak ada anak-anak yang terdampak vaksin palsu tersebut.
Kemarahan dan kepanikan orangtua pasien terus berlanjut hingga keesokan harinya, Jumat (15/7/2016).
Sang dokter menuturkan, sebagian besar orangtua pasien yang sudah menerima penjelasan, terlihat lebih tenang.
Tetapi, tidak lama kemudian, tepatnya pada Jumat sore, ada beberapa orangtua pasien lagi yang mendatangi dokter itu.
Salah satu orangtua pasien terlihat emosi dan langsung memukul serta memperlakukan sang dokter dengan kasar.
"Pas saya keluar, ada orang emosi memukul saya. Saya dipukul dan diludahi."
"Saya terima (perlakuan) itu. Saya tahu dia sempat cerita kalau anaknya anak tunggal dan dia juga susah dapat anak," tutur sang dokter.
Dokter tersebut enggan menjelaskan lebih lanjut apakah dia melaporkan hal yang dialaminya ini kepada kepolisian.
Ketika Kompas.com mengajak berbincang lagi, dokter itu mulai terdiam sambil menangis.
"Nanti saja lagi (tanyanya), nanti saja ya," ucap dia.
Pihak rumah sakit kini sedang fokus untuk mendata pasien mereka dalam rangka melaksanakan vaksin ulang.
Para dokter di sana juga masih menunggu arahan lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan untuk menyikapi peredaran vaksin palsu.(Andri Donnal Putera)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.