Pemesan Rela Bayar Rp 1,5 Juta untuk Makam Fiktif di TPU Karet Bivak
Menurut Midi, pemesan yang diketahui seorang wanita bernama Sri Kustinah itu memesan makam fiktif kepada perawat makam.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu petugas TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Midi, mengatakan, pemesan yang memesan lahan makam di TPU Karet Bivak membayar Rp 1,5 juta kepada oknum perawat makam.
Hal itu diketahui dari pengakuan pemesan makam fiktif yang dibongkar pada Jumat (22/7/2016).
"Kalau yang kemarin katanya Rp 1,5 juta," ujar Midi kepadaKompas.com di TPU Karet Bivak, Senin (25/7/2016).
Selain uang Rp 1,5 juta yang dibayarkan di awal, Midi tidak mengetahui ada tidaknya biaya lain yang dibayarkan pemesan kepada oknum itu.
"Masalah bayar-bayar lainnya saya enggak tahu," kata dia.
Menurut Midi, pemesan yang diketahui seorang wanita bernama Sri Kustinah itu memesan makam fiktif kepada perawat makam.
"Dia (pesan) melalui perawat. Kemarin kan ditanya langsung, dia melalui perawat," ucap Midi.
Makam fiktif yang dibongkar Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta itu berada di Blok AA1, Blad 32, nomor petak 0656. Kini, makam itu sudah rata dengan tanah.
Sebelum dibongkar, nama yang tercantum di batu nisan adalah Sumarti. Nama itu berbeda dengan nama jenazah yang tertulis di izin penggunaan tanah makam (IPTM) atas nama Yusuf.
Pemesan mengaku memesan makam fiktif untuk menyiapkan lahan makam jika suatu saat dia meninggal. Dia pun mengaku Yusuf bukan kerabatnya.