Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RS Harapan Bunda Diduga Lakukan Malapraktik

Riskey pun menceritakan kejadian yang menimpa anaknya yang diduga efek dari pemberian vaksin palsu

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in RS Harapan Bunda Diduga Lakukan Malapraktik
Warta Kota/Junianto Hamonangan
RS Harapan Bunda di Kramat Jati masuk daftar penerima vaksin palsu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- RS Harapan Bunda, Jakarta Timur menjadi satu dari 14 rumah sakit yang menerima vaksin palsu berdasarkan informasi yang didapat dari Kementerian Kesehatan.

Namun selain itu, RS Harapan Bunda juga diduga telah melakukan tindakan malapraktik.

Hal itu diungkapkan Riskey Lorensia (33), salah satu orangtua korban vaksin palsu RS Harapan Bunda saat mendatangi kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) di Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (25/7).

Riskey pun menceritakan kejadian yang menimpa anaknya yang diduga efek dari pemberian vaksin palsu. Menurutnya, tumbuh benjolan setelah anaknya Alviando Kenzo (6 bulan) divaksin di RS Harapan Bunda.

Awalnya ketika melakukan vaksinasi pertama tidak terjadi apa-apa. Hal itu berlanjut saat vaksin yang kedua dimana Riskey melakukan vaksin BCG yang ditangani dokter Indra pada 5 Maret 2016.

"Sekitar satu minggu kemudian sejak diberi vaksin BCG, tumbuh benjolan sekitar 15 cm dari suntikan di selangkangan anak saya. Kemudian saya tanya ke dokter Harmun yang menangani pertama, katanya enggak apa-apa," katanya.

Riskey mengatakan ketika sedang konsultasi, dokter Harmun sempat menanyakan dimana vaksin BCG itu disuntikkan dan siapa yang melakukannya. Riskey pun menjawab bahwa anaknya diberikan vaksin BCG dan disuntikan oleh dokter Indra.

Berita Rekomendasi

"Setelah saya jawab, dokter Harmun bilang kalau dirinya suntik BCG enggak pernah di paha, dokter Harmun lalu menyarankan agar benjolan tersebut dikompres dengan menggunakan air hangat," sambungnya.

Namun setelah dikompres, benjolan tersebut tidak mereda dan malah membesar. Bahkan saat benjolan itu membesar, badan anaknya panas. Hal itu berlangsung sampai tiga hari hingga benjolan tersebut pecah dan mengeluarkan darah dan nanah.

"Setelah benjolannya pecah, jadi ada tiga lubang," katanya.

Tidak ingin terjadi sesuatu, Riskey pun akhirnya memeriksakan sang buah hati ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat untuk dilakukan cek laboraturium. Menurut hasil tes dan keterangan dokter di rumah sakit tersebut, benjolan itu terjadi karena dokter terlalu dalam menyuntikkan vaksin.

"Kata dokter anak RSPAD, Yenny Purnama, itu terjadi karena salah menyuntikkan. Dosisnya juga terlalu tinggi sehingga si anak tidak bisa menerima," jelasnya.

Hingga kini benjolan yang ditemukan di selangkangan Alviando belum juga membaik. Bahkan kondisi benjolan itu masih dalam keadaan luka dan mengeluarkan cairan. Dengan kondisi tersebut ia pun meminta pihak RS Harapan Bunda dan Kementerian Kesehatan agar dapat memberikan penjelasan terkait apa yang dialami anaknya tersebut.

"Saya takut anak saya selain jadi korban vaksin palsu juga jadi korban malapraktik," ujarnya. (Junianto Hamonangan)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas