TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polres Metro Jakarta Pusat mengkonfrontasi M (17) dengan saksi.

M adalah siswi magang yang mengaku korban pencabulan oleh tiga oknum PNS Pemprov DKI Jakarta.

Hasil konfrontasi keterangan pelapor berbanding terbalik dengan fakta polisi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, mengatakan dari tiga rekaman CCTV yang diambil oleh pihak kepolisian membenarkan terlapor A saat insiden itu pada Rabu (3/8/2016) sedang bertugas di luar kantor.

"Dari CCTV, A sedang berada di hotel kawasan Tanah Abang. Dia sedang bersama dua orang rekannya untuk mengurus masalah pertanahan di hotel itu," tutur Awi, kepada wartawan, Selasa (9/8/2016).

Selain terlapor A, menurut korban M, dua terlapor lainnya, yakni H dan Y, memegang di lantai 6 gedung Wali Kota Jakarta Pusat sekitar pukul 12.00 WIB.

Saat dipertemukan antara H dan Y, M tidak mengenali keduanya.

Dia hanya mengenali A.

Namun dari keterangan saksi-saksi pada jam itu H sedang tidak bertugas dan berada di rumah.

Sementara Y memang sedang bertugas namun dia tidak berada di lantai 6 gedung itu.

"H sama Y dituduh membantu. H lepas dinas kemudian Y itu di kantor, tetapi di lantai berbeda. Hal itu dikuatkan CCTV dan kesaksian 21 saksi yang diperiksa," kata dia.

Hasil dari laboratorium forensik Mabes Polri menyatakan tidak ada noda sperma di pakaian korban.

Hasil visum mengatakan tidak ada luka baru hasil dari pemerkosaan.

Dia menambahkan, proses ke depan dari hasil penyidikan sementara akan dilakukan gelar perkara untuk mengambil keputusan apakah kasus ini dilanjutkan atau di SP-3.