Trauma Siswi Korban Kekerasan Seksual Tak Akan Bisa Hilang
Korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan tiga pegawai Pemerintah Kota Jakarta Pusat mengalami trauma.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan tiga pegawai Pemerintah Kota Jakarta Pusat mengalami trauma.
Hal tersebut diungkapkan psikolog Imaculata Umiyati di Aula Komnas Perlindungan Anak, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (10/8/2016).
"Korban ini sakitnya bertumpuk tumpuk. Pertama adalah Trauma. Trauma tidak akan pernah hilang. Jadi kalau korban sudah trauma, seumur hidup dia akan ingat persitwa ini," katanya.
Akibat trauma tersebut, bukan hanya berpengaruh terhadap otak yang bersangkutan tetapi juga berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.
"Trauma ini kan berpengaruh bagimana dia nantinya menghadapi suami atapun anak-anaknya dan orang lain," imbuhnya.
Dikatakannya, jika ada orang orang mengatakan trauma bisa dihilangkan dengan healing kejiwaan, itu tidak benar.
"Trauma tidak akan pernah bisa dihilangkan," ucapnya.
Mungkin semua orang bisa menyelesaikan permasalahan yang dialaminya, tetapi hati atau trauma korban tidak akan pernah bisa diselesaikan.
Ima sangat menyayangkan kejadian yang menimpa M (17) justru terjadi di tempat yang terhormat.
Bahkan ia melihat kasus tersebut cenderung ditutup-tutupi pihak Pemerintah Kota Jakarta Pusat.
"Mereka mengatakan bahwa si korban hanya mengada-ngada. Jika mereka mengada-ngada. Mari kita buka masalah ini dan kami akan berjuang atas kasus ini," katanya. (Franz Dian)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.