Sjafrie: Calon Kepala Daerah Jangan Saling Cela
Bakal calon gubernur (balongub) DKI Jakarta, Sjafrie Sjamsoeddin kembali melakukan blusukan ke permukiman padat
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bakal calon gubernur (balongub) DKI Jakarta, Sjafrie Sjamsoeddin kembali melakukan blusukan ke permukiman padat di ibu kota.
Dalam kesempatan tersebut Sjafrie juga menanggapi polemik antara Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma).
Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan, bahwa pemimpin daerah tidak boleh saling memcela, apalagi menghujat satu sama lain.
"Karena kalau saling cela, kredibilitas kepemimpinan secara keseluruhan akan makin tergerus ditengah-tengah krisis keteladanan kepemimpinan," kata Sjafrie.
Menurut Sjafrie, masing-masing pemimpin memiliki rakyat, seperti di Jakarta dan Surabaya.
Untuk itu dia berpesan agar kedua pemimpin tersebut dapat mencari solusi masing-masing untuk rakyatnya, dan bukan saling mencela.
Hari ini, mantan Pangdam Jaya itu mendatangi warga di Jl Wedana, Kelurahan Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur.
Kepada mantan Wakil Menteri Pertahanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, sejumlah warga mengeluhkan makin meroketnya harga-harga kebutuhan pokok.
Kondisi ini menurut warga sudah berlangsung sejak bulan Ramadhan lalu.
"Pak Sjafrie, tolong nanti kalau sudah jadi gubernur, perhatikan kami warga kecil. Sekarang semua harga-harga kebutuhan pokok makin mahal," keluh Ani Sriyatmo (40), salah seorang warga Kelurahan Bali Mester, Jumat (12/8).
Hal senada diungkapkan Ketua RT 017/01 Kelurahan Bali Mester, M Rais.
Menurutnya, jenis kebutuhan pokok yang terus melonjak diantaranya, beras, minyak goreng, telur dan daging sapi.
"Makin berat sekarang. Penghasilan tidak naik, tapi harga-harga terus naik," ujar Rais.
Sementara itu, Sjafrie berjanji apabila nantinya bisa terpilih menjadi gubernur DKI, dirinya akan dapat menerapkan kebijakan untuk mengendalikan harga-harga di pasar.
"Pengendalian harga pasar harus juga melihat kondisi warga apakah pendapatanya bulanan atau serabutan. Artinya hal ini perlu optimalisasi pengendalian harga dengan lebih tepat sasaran," kata Sjafrie.