Wagub Djarot Ceritakan Panasnya Situasi Jelang Proklamasi Kemerdekaan
Dengan nada tinggi menggebu-gebu, Djarot mengatakan, saat itu Indonesia tengah dijajah oleh Jepang.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan nada tinggi menggebu-gebu, Djarot mengatakan, saat itu Indonesia tengah dijajah oleh Jepang.
"Di tempat ini 71 tahun yang lalu, suasana mencekam sangat memanas dan membara. Ini menjadi pelajaran buat kita semua," kata Djarot, saat melaksanakan kegiatan "Napak Tilas Proklamasi" di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/8/2016).
Dia menjelaskan, saat itu para pemuda mendesak Soekarno beserta Mohammad Hatta untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan. Para pemuda yang mendesak Soekarno-Hatta seperti Wikana dan Sukarwi. Namun Soekarno dan Hatta menolak permintaan para pemuda tersebut.
"Apa kata Bung Karno? Beliau bilang, tidak bisa. Bukan karena Bung Karno takut atau tidak siap, tapi karena sudah dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)," kata Djarot.
Pada akhirnya, para pemuda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Di sana, lanjut dia, Soekarno kembali menegaskan bahwa kemerdekaan harus benar-benar merupakan kehendak seluruh bangsa Indonesia.
Kemerdekaan tidak boleh tercipta dari paksaan. Kembali ke Jakarta, Soekarno dan Hatta dibantu Laksamana Maeda, untuk merumuskan naskah proklamasi.
"Saat itu kemerdekaan diproklamirkan pada bulan puasa, 17Ramadhan. Marilah kita semua berkaca pada kejadian masa lalu agar mengisi hari-hari dengan penuh kearifan," kata Djarot.