Sejumlah Purnawirawan Jenderal TNI Hadiri Deklarasi Rumah Amanah Rakyat, Upaya Menolak Ahok?
Menurut Ferdinand, Jakarta sekarang ini kondisinya tidak baik.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tokoh mendeklarasikan berdirinya Rumah Amanah Rakyat di Gondangdia, Menteng, Jakarta, Selasa, (24/8/2016).
Hadir dalam deklarasi tersebut diantaranya, Mayjen TNI (Purn) Prijanto, Jenderal TNI ( Purn) Djoko Santoso, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdjianto, Rizal Ramli, Yusril Ihza Mahendra, Lily Wahid, Abraham Lunggana (Lulung), dan lainnya.
"Ini dibentuk atas keprihatinan kita atas situasi nasional sekarang dan situasi lokal Jakarta sekarang," ujar ketua Rumah Amanah Rakyat, Ferdinand Hutahaean.
Menurut Ferdinand, Jakarta sekarang ini kondisinya tidak baik.
Hal itu tampak dari tidak harmonisnya hubungan antara Gubernur dengan rakyatnya.
Oleh karenanya Rumah Amanah Rakyat adalah untuk memunculkan pemimpin yang pancasilais, berperikemanuasian, Jujur, pemersatu, beradab.
"Jakarta tidak baik sekarang, ketika gubernurnya bermusuhan dengan masyarakat, bagaimana waktu itu di Jakarta, gubernur dikejar warganya sendiri," katanya.
Dalam acara deklarasi tersebut tokoh yang hadir memberikan sambutan.
Sebagian besar dari mereka mengungkapkan kekecewaanya terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Namun Ferdinand menampik Rumah Amanah Rakyat didirikan untuk melawan Ahok dalam Pilkada 2017 mendatang.
"Tidak ini bukan rumah anti Ahok, sebenarnya Ahok kita undang untuk kita uji apakah kepemimpinannya sesuai dengan yang dicita-citakan rumah amanah atau tidak, namun dia tidak datang. Apa yang disampaikan para tokoh tadi itu hanya tanggapan pribadi mereka" katanya.
Rumah Amanah Rkayat nantinya menurut Ferdinand akan menjadi tempat mengedukasi masyarakat khususnya di Jakarta mengenai kriteria pemimpin yang baik dan layak ke depannya.
"Kita ingin ke depan ada pemimpin yang bersahabat dengan rakyat, pemimpin yang pancasilais, harus berperikemanusian tidak melakukan penggusuran, pemersatu bukannya pemecah belah, serta adil dan beradab," pungkasnya.