Orang Tua: Gara-Gara HP, Anak Lupa Shalat dan Belajar
Telepon genggam sebagai alat komunikasi mempunyai efek negatif dan positif.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Telepon genggam sebagai alat komunikasi mempunyai efek negatif dan positif. Di satu sisi alat itu mempermudah komunikasi, namun, di sisi lain dapat mengganggu kegiatan belajar dan ibadah.
Keluhan ini disampaikan Jamaludin (51), orang tua, di acara 'Save Our Child In The Internet' di kawasan Car Free Day, Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (2/10/2016).
Dia merasa telepon genggam serta aplikasi teknologi yang ada saat ini membuat anaknya, Fahri Abdulsalam (10), yang masih kelas 4 SD menjadi malas belajar dan melupakan kewajiban untuk ibadah salat.
"Waktu terbuang karena asik main HP. Saya melarang karena waktu terbuang percuma. Karena pengaruh handphone wejangan tidak didengar," ujarnya, Minggu (2/10/2016).
Menurut dia, alasan anak-anak menggunakan telepon genggam karena terpengaruh lingkungan. Mereka iri melihat teman sebaya menggunakan alat tersebut.
"Dia ingin dan berusaha meminta. Faktor lingkungan dan gengsi," kata dia.
Dia menyarankan, penggunaan telepon genggam dapat diberikan setelah anak berusia 15 tahun. Namun, ada catatan tetap belajar dan jangan menggangu aktivitas lain.
"Umur 15 tahun dengan catatan belajar dan aktivitas lain jangan lupa," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.