Madrasah Ibtidaiyyah Manaratul Islam, Mencetak Generasi Qur'ani yang Berakhlak
Setelah lulus tingkat Madrasah Ibtidaiyyah, para pengajar yang bersertifikasi S1 membekali murid dengan pelajaran tambahan untuk menembus SMP negeri.
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Madrasah Ibtidaiyyah Manaratul Islam membekali muridnya dengan kurikulum standar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), serta standar Departemen Agama.
Untuk pelajaran umum, kurikulum yang diajarkan mengikuti standar Kemendikbud. Sementara lima pelajaran agama yakni bahasa Arab, sejarah kebudayaan Islam, aqidah akhlak, fiqihdan Al Qur'an mengikuti standar Departemen Agama.
"Orangtua sekarang semakin cerdas. Bukan lagi hanya mementingkan akreditasi, namun apakah sang anak bisa bersaing di sekolah negeri, maka kami ada untuk memenuhi keinginan itu," Dra. Hj. Farida Hamid, ketua Yayasan Pendidikan Manaratul Islam, Sabtu (8/10/2016).
Setelah lulus tingkat Madrasah Ibtidaiyyah, para pengajar yang bersertifikasi S1 akan memberkali murid dengan pelajaran tambahan agar dapat menembus SMP negeri.
Farida yang juga merupakan alumni Manaratul Islam, turut memimpin dua lembaga non-struktural di Universitas Islam Negeri Jakarta yakni Center for Learning and Teaching Development (CLTD) serta Indonesian Center for Civic Education (ICCE).
Farida pernah mengikuti Training Higher Education di McGill University Kanada, dalam program Faculty Development. Lantas saja Farida terjun langsung untuk memberikan pelatihan intensif kepada para pengajar di MI Manaratul Islam.
Selain itu, Farida juga menegaskan tak ingin membebani orang tua murid dengan membayar uang gedung saat mendaftar.
"Kita termasuk madrasah yang masih bertahan, karena kita tidak ingin membebani masyarakat perihal biaya. Kami sepakat tidak membebani orang tua dengan biaya uang gedung," tandasnya.
Berdiri sejak 1950, Yayasan Pendidikan Ibtidaiyyah Manaratul Islam disiplin dalam mencetak generasi yang dapat mengkaji kitab.
Belum banyak Madrasah di Jakarta yang sekaligus memfasilitasi muridnya dengan Pondok Pesantren.
Maka sekira 100 meter dari Madrasah, terdapat pondok pesantren, yang turut membekali murid dengan kajian membaca kitab.
Dengan hari belajar Senin hingga Jumat, materi yang menjadi unggulan adalah Muhadasah, Qiro'ati, dan Tahfidz (menghafal Juz 30, Q.S Al Mulk, Al Waqiah dan As Sajadah). Semua materi tersebut diadakan rutin setiap hari, dengan diawali Shalat Dhuha berjamaah.
Ekstrakulikuler yang mendukung aktivitas murid diantaranya Drum band, Seni Angklung, Futsal, Hadroh, Marawis dan Pramuka. Waktu belajar yakni Senin hingga Jumat pukul 07.00 hingga 14.30 WIB dengan kegiatan ekstrakurikuler selepas jam sekolah.
Ruang kelas difasilitasi AC dan menggunakan UV Proyektor, WiFi, dan CCTV sebagai sarana pendukung.
Pendaftaran dibuka setiap hari kerja pukul 07.30 hingga 15.00 WIB, bertempat di alamat yang sama dengan Madrasah yakni Madrasah Ibtidaiyyah Manaratul Islam, Jalan Madrasah No.12, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Telp:021 766 7489
MI Manaratul Islam berdiri sejak 1948 oleh para ulama sekitar diantaranya Hadarotussyekh Alm.KH Ishak Yahya, Alm. KH Fathullah Yahya dan Almarhumah Ustadzah Hj. Umamah. MI Manarul Islam berupaya menjadi lembaga pendidikan unggulan yang mampu mencetak generasi berakhlak Kharimah yang mampu bersaing di dunia global serta generasi yang qurani sejak dini.
Foto 1: Acara Gema Muharram bersama Arzeti Bilbina, Farida Hamid dan Opie Kumis di Yayasan Manaratul Islam di Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (9/10/2016).