Ketika Sumarsono Mulai Menggantikan Ahok
Mulai Jumat (28/10/2016), Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Sumarsono memimpin Ibu Kota Jakarta.
Editor: Malvyandie Haryadi
Saat itu, Soni yang masih menggunakan mobil dinas dari Kemendagri melanjutkan tinjauannya ke kantor wali kota. Hanya saja, wartawan dilarang meliput kegiatannya tersebut.
Soni mengakhiri kegiatannya sebagai Plt Gubernur pada hari itu dengan menghadiri paripurna laporan reses anggota DPRD DKI Jakarta.
Setelah itu, Soni terlihat seperti memimpin rapat informal bersama Kepala Bappeda DKI Jakarta Tuty Kusumawati, Wakil Kepala Badan Pengelola, Keuangan, dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Michael, dan lainnya di sebuah meja bundar di restoran Jak Bistro, Balai Kota.
Keliling CFD dan Monas
Kemudian pada Minggu (30/10/2016), Soni berolahraga pagi di kawasan car free day (CFD), Jakarta Pusat.
Sejak pukul 06.00, dia telah berjalan cepat dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Monumen Nasional.
Soni cukup lama berkeliling Monas karena berolahraga sekaligus memantau kebersihan taman, melihat diorama, serta naik ke Tugu Monas.
Sekitar pukul 09.30, dia baru kembali ke kawasan Gedung Sarinah, Thamrin. Kepada wartawan, Soni mengaku menemukan hal mengejutkan saat berkeliling Monas.
"Semuanya happy dan positif, termasuk yang mengejutkan, tidak satu pun pedagang mengatakan ada tarikan pungli atau retribusi," kata Soni.
Menurut dia, hal ini membuktikan pemerintah bekerja dengan baik. Selain itu, pedagang hanya membayar retribusi resmi kepada pemerintah. Tidak lagi melalui preman maupun oknum yang menjadi calo.
Pria asal Tulungagung ini memandang perlunya membangun nasionalisme kepada seluruh siswa siswi di Jakarta.
Sehingga mereka perlu berkunjung ke Monas, termasuk memelajari sejarah di diorama maupun tugu Monas.
Selain itu, dari hasil kunjungannya ke Monas, Soni memiliki sebuah ide. Ia akan mengganti pedagang "Lenggang Jakarta" yang tidak bisa menjaga kebersihan.
Pemilik kios harus bertanggungjawab membersihkan lingkungan mereka masing-masing. Idenya adalah memberi stiker bagi tiap pedagang. Kebersihan lapak pedagang nantinya ditandai dengan sebuah stiker berwarna.
Jika stiker berwarna hijau, lanjut dia, pemiliknya dapat menjaga kebersihan. Sementara stiker berwarna kuning berarti waspada.
"Kalau stiker warna merah ini peringatan. Terpaksa pengelolanya kami gusur, ganti orang lain, karena enggak bisa jaga kebersihan," kata Soni.
Hanya saja, lanjut dia, rencana ini baru sekadar ide dan masih harus dikaji.