Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasca Penjarahan, Kampung Luar Batang Dijaga Puluhan Polisi

Terlihat mereka bersiaga sambil menenteng senjata laras panjang. Tampak pula beberapa unit water canon di lokasi itu.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pasca Penjarahan, Kampung Luar Batang Dijaga Puluhan Polisi
Warta Kota
Massa berkumpul di dekat Kampung Luar Batang, tepatnya di Jalan Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (4/11/2016) malam. 

"Kalung emas pemberian suami saya dirampas Mas. Suasana di dalam toko itu crowded banget. Saya pun kelimpungan dan panik, karena saya melihat mereka mengambil televisi, kulkas, sampai-sampai, motor buat operasional di toko juga dibakar sama para pemuda itu," ujarnya.

Dia menambahkan, "Ini lihat aja leher saya terluka karena kalung saya ditarik- tarik. Saya berusaha melawan, tapi akhirnya kalung saya putus. Kejadiannya Jumat malam."

Ana mengatakan, dirinya sampai saat ini masih mengecek kondisi terkini di toko tempat ia bekerja, berharap aksi tersebut tak lagi terjadi. Hal itu, dikatakan Ana membuatnya kini semakin was-was.

"Sampai sekarang saya was-was Mas. Khawatir aja kalau kericuhan itu terjadi lagi," ujarnya.

Saling tuding
Kericuhan tersebut tak ayal membuat warga Kampung Luar Batang dan Muara Baru saling tuding satu sama lain soal pelaku dan provokator aksi.

Beberapa dari mereka pun justru menganggap jika ada seorang provokator yang telah membuat kericuhan tersebut terjadi.

"Harusnya enggak seperti ini ya Mas. Masa sampai dirusak begini semua toko. Kasian loh itu para pemilik tokonya. Mendirikan tokonya itu pakai uang kan, nggak pakai daun," jelas Hilman (28), selaku warga di Kampung Luar Batang.

BERITA REKOMENDASI

Seorang pegawai minimarket, Hardiansyah (55) mengatakan dirinya ketakutan dan bersembunyi di lantai 2 minimarket.
Pria yang akrab disapa Hardi ini menuturkan, dirinya saat terjadi kericuhan tengah mengemas barang.

"Saya lagi kemas-kemas barang dagangan saat itu di Lantai 2. Awalnya, saya melihat memang ada kericuhan sekelompok pemuda yang sibuk melempari polisi dengan batu. Polisinya itu pun takut malah mundur enggak menyerang mereka yang lempar-lemparin batu. Lama kelamaan itu para pemuda saya lihat langsung melempar batu ke arah toko-toko, lalu segerombolan datang ke minimarket saya di sini. Saya panik Mas. Ruangan di lantai 2 saya langsung kunci," paparnya.

Sampai saat ini, Herdi belum dapat bekerja seperti biasanya, lantaran polisi memasang garis polisi.
"Ini kan minimarket 24 jam. Nah, waktu Jumat malam, rencananya jam 11 malam mau dibuka lagi, eh malah dijarah. Snack, rokok, galon sampai roti-roti sobek juga diambil," ujar Hendri.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas