Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Ditangkap, Anggota HMI Ini Ternyata Numpang Tinggal di Rumah Anggota DPD RI

Ajakan tinggal tersebut ditawarkan lantaran Ismail memiliki dana yang sangat minim untuk tinggal di Jakarta.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Ditangkap, Anggota HMI Ini Ternyata Numpang Tinggal di Rumah Anggota DPD RI
Kompas TV
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar memperlihatkan foto seorang yang diduga provokator aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka Jakarta, Jumat (5/11/2016) yang berakhir rusuh. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan mengatakan Ismail Ibrahim, seorang dari lima orang anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang ditangkap dini hari tadi ternyata tinggal di rumah anggota DPD RI.

Ia menjelaskan, Ismail Ibrahim telah tinggal di rumah Basri Salama sejak tahun lalu.

Ajakan tinggal tersebut ditawarkan lantaran Ismail memiliki dana yang sangat minim untuk tinggal di Jakarta.

Selain itu keduanya merupakan perantau dan berasal dari pulau yang sama.

"Tinggal di rumah Basri sejak 2015, karena tidak mampu bayar kontrakan. Sehingga diajak oleh Basri Salama tinggal di rumah kontrakannya, karena masih satu pulau, di Pulau Tidore," ujar Hendy, kepada wartawan, Selasa (8/11/2016).

Hendy menambahkan, saat ditangkap Ismail sempat melakukan perlawanan.

BERITA TERKAIT

Baik Ismail maupun keempat orang tersangka lainnya yakni AA, RM, RB, dan MRD saat ini tengah diperiksa.

"Masih diperiksa di Polda," jelasnya.

Ismail Ibrahim ditangkap di kediaman Basri Salama yang berada di Jalan Attahiriyah 2, Pejaten Barat, Jakarta Selatan.

Pemuda berusia 23 tahun tersebut merupakan mahasiswa jurusan Sosiologi semester lima di sebuah universitas swasta tertua di Jakarta.

Dalam organisasi HMI, ia merupakan seorang kader fungsionaris.

Kelima anggota HMI tersebut ditangkap di lokasi yang berbeda.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menghimpun sejumlah bukti rekaman video dari berbagai media dan pihaknya, terkait aksi 4 November lalu.

Polda Metro Jaya melihat ada penggunaan atribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam demo yang berakhir ricuh di istana negara tersebut.

Dugaan menguat saat seorang pelaku aksi ricuh tersebut mengaku dari HMI. 

Pada Aksi Bela Islam jilid II tersebut, sekelompok massa pendemo yang terlihat memegang bendera HMI mencoba menembus pertahanan pagar beton dan kawat berduri di depan istana negara.

Aksi mereka tampak cukup agresif dan terlihat menimbulkan gejolak pada aksi yang awalnya berlangsung damai tersebut. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas