Sedih, Banjir Datang Saat Acara Resepsi Pernikahan
"Akhirnya tamu pada nyalamin ke rumah. Nggak sempat makan, langsung pada pulang,"
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hujan deras yang melanda wilayah Petogogan, Jakarta selatan, Jumat (11/11/2016), membuat seorang warga terpaksa menjalani hajatan pernikahan dengan kepungan banjir.
Lena Nurcahyana (26), warga Kampung Sawah, Petogogan, dan suaminya, Muhammad Tauhid (30), tak pernah menyangka terkena musibah banjir di hari bahagianya.
Susunan acaranya pun menjadi berantakan.
Tamu-tamu yang datang tidak sebanyak yang diharapkan.
Sedianya, resepsi pernikahan disiapkan hingga malam hari.
Namun, banjir yang mengepung lokasi hajatan membuat pelaminan dibongkar sore hari.
Tamu-tamu pun terpaksa hanya datang menyalami kedua mempelai di rumah Lena yang berada di belakang lokasi acara kemudian pulang.
"Sedih juga sih, nggak ada yang mau kebanjiran pas nikah. Tapi ya pasrah aja, namanya juga musibah," ujar Lena saat ditemui Warta Kota di rumahnya, Jumat (11/11/2016) malam.
Meski sedih, Lena berusaha tetap tegar.
Terpenting baginya, dia sudah sah menjadi istri bagi Tauhid, pemuda asal Tegal, Jawa Tengah yang merantau ke Jakarta dan berjualan pempek.
"Mudah-mudahan ini pertanda mau dapat berkah," harap perempuan berkerudung itu.
Tahler (37), kakak dari si mempelai laki-laki, mengatakan, genangan air di lokasi hajatan sempat mencapai ketinggian kira-kira 50 centimeter.
Banjir baru surut setelah waktu maghrib.
Dikatakan Tahler, akad nikah sendiri sudah dilakukan sekitar pukul 10.00 dan berlangsung lancar.
Menurut agenda, selanjutnya akan diadakan resepsi pernikahan usai salat Jumat.
"Tadi siang memang mendung lama, lalu habis salat Jumat tamu-tamu pada dateng. Pas lagi rame-ramenya, tiba-tiba hujan gede, itu kira-kira pukul 14.00," kata Tahler.
Akibatnya banjir tidak dapat dielakan.
Karena air masuk ke dalam rumah, akhirnya hidangan makanan untuk para tamu pun terpaksa dibereskan.
"Akhirnya tamu pada nyalamin ke rumah. Nggak sempat makan, langsung pada pulang," kata Tahler.
Pria yang baru datang dari Tegal, sehari sebelum acara pernikahan itu mengatakan, saat resepsi pernikahan seharusnya juga ada musik organ tunggal.
Makanan pun sudah disediakan untuk sekitar 500 tamu.
Apa daya, banjir membuat semuanya berantakan.
"Saya kasihan ngeliatnya, karena lagi hajatan malah kebanjiran," ucap Tahler.
Penulis: Gopis Simatupang