Berharap Dapat Postingan seperti Ini di Medsos, Presiden Jokowi justru Geleng Kepala
"Isinya... sudah geleng-geleng kepala saya. Aduh, enggak bisa ngomong," sambungnya.
Editor: Robertus Rimawan
"Saya mengajak kita semua untuk menjaga kemajemukan, kebinekaan, kebersamaan kita sebagai bangsa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Munas Alim Ulama PPP di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (13/11/2016).
"Ada kata-kata yang seram, ada yang 'bunuh', ada yang 'bantai'. Ini apa? Kita ini mau ke mana?" ujar Jokowi
Menurut Jokowi, kondisi tersebut semakin menjadi-jadi, khususnya setelah demonstrasi Jumat 4 November 2016 lalu.
Unjuk rasa itu untuk menuntut pemerintah segera memproses hukum Basuki Tjahaja Purnama yang diduga melakukan penodaan agama.
"Dalam satu bulan ini, dua minggu ini, tiga minggu ini, satu minggu ini, coba Bapak, Ibu, semuanya buka media sosial, isinya saling menghujat, saling mengejek, saling memaki, fitnah, adu domba, provokasi," ujar Jokowi.
Presiden pun menegaskan, kata-kata semacam itu sama sekali tidak mencerminkan ajaran Nabi yang penuh kelembutan. Kata -kata itu tidak mencerminkan tata nilai Islam.
Terlebih lagi, kata semacam itu tidak mencerminkan tata nilai bangsa Indonesia.
Sebaliknya, ungkapan itu malah dinilai merusak karakter, identitas, dan jati diri bangsa Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia.
Jokowi melanjutkan, dalam pertemuan dengan pemimpin negara penjuru dunia, dia selalu menegaskan bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Hal itu menyiratkan pesan bahwa Indonesia mampu hidup damai antara kelompok mayoritas dan minoritas.
"Di Indonesia juga, Islam dan demokrasi bisa berjalan beriringan. Bisa berjalan dengan baik. Keberagaman bisa kita tunjukkan berjalan dengan baik."
"Inilah hal-hal yang perlu saya ingatkan kepada kita semua, termasuk kepada saya bahwa kita memang beragam," ujar Jokowi.
Oleh sebab itu, Presiden mengajak peserta Munas Alim Ulama PPP dan seluruh rakyat Indonesia untuk mendinginkan suasana di media sosial.
"Oleh sebab itu, saya mengajak Bapak, Ibu, Saudara sekalian untuk mendinginkan suasana, terutama di media sosial."
"Memberikan rasa kesejukan. Gunakan media sosial untuk syiar, untuk dakwah, ajaklah ke sana," ujar Jokowi. (Kompas.com/Nabilla Tashandra/Fabian Januarius Kuwado)