Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengemis Pura-pura Sakit, Bocah Ini Dapatkan Uang Rp 500.000, Tapi Ini yang Terjadi Selanjutnya

Di depannya, satu kantong plastik besar berisi tisu. Beberapa orang kemudian membantu Ipan dengan cara memberikan sejumlah uang.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Mengemis Pura-pura Sakit, Bocah Ini Dapatkan Uang Rp 500.000, Tapi Ini yang Terjadi Selanjutnya
Warta Kota/Budi Sam Law Malau
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Remaja bernama Ipan Maulana (14) tampak lemah duduk di salah satu bangku Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Jakarta-Depok, Senin (14/11/2016) malam.

Di depannya, satu kantong plastik besar berisi tisu. Beberapa orang kemudian membantu Ipan dengan cara memberikan sejumlah uang.

Namun, ketika remaja tersebut kemudian dibawa ke pos kesehatan Stasiun Manggarai oleh penumpang beserta Petugas Kemanan Dalam (PKD) KRL dan diperiksa dokter, Ifan ternyata sehat.

Begitulah cara yang dilakukan Ipan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Ia berpura-purq sakit, belum makan dan bermodus sebagai pelajar yang menjual tisyu untuk biaya sekolahnya.

Mengetahui hal ini, PKD mengontak Tim Reaksi Cepat (TRC) Kementerian Sosial untuk menangani permasalahan remaja tersebut. Petugas TRC Kemensos kemudian merujuk remaja ini ke PSAA Putra Utama 1 Klender untuk mendapatkan pembinaan.

Marwianti, Kepala PSAA Putra Utama 1 Klender pada Kamis (15/11) mengatakan, Ipan Maulana awalnya mengaku harus jual tisu buat makan, ditinggal orang tua, tidak punya bayaran sekolah.

"Setelah dicek isi tasnya, ternyata ada ponsel Samsung, powerbank, kunci motor (motornya katanya di terminal Depok), rokok Magnum tinggal 2 batang, uang Rp 500.000 hasil belas kasihan penumpang KRL," katanya.

Berita Rekomendasi

Ketika diamankan, Ipan berbaju seragam SMP, berpeci kupluk hitam putih, membawa kresek merah berisi sekitar 30 tisu ukuran besar.

"Berdasarkan informasi PKD, mereka ternyata sudah mengawasi, mengamati, dan memfoto remaja tersebut di dalam KRL. Dari foto terlihat bahwa remaja ini menerima makanan dan uang dari penumpang. Modus yang dijumpai petugas di dalam kereta adalah pura-pura sakit, kaki pincang, atau pura-pura pingsan seperti saat ditemukan oleh penumpang," tambah Marwianti.

Menurut pengakuan Ipan, modus seperti ini kerap dilakukan Ipan bersama teman-temannya di KRL jurusan Depok-Jakarta.

"Setelah menghubungi beberapa kontak yang ada di handphone Ipan, pertama kontak ibunya bernama Wartinah dan kontak Bapak yang memodali tisu atas nama Yana. Menurut Yana, Ipan biasa merokok dan motornya diparkir di terminal Depok, selanjutnya dia melakukan aksinya di dalam KRL" tutup Marwianti.

Sementara itu, Eva Chairunnisa selaku humas KCJ mengakui telah mendapat laporan soal peristiwa itu.

"Ke depan kami minta PKD lebih waspada lagi. Karena memang sudah ada aturan bahwa di KRL tidak boleh berjualan," katanya dihubungi di Jakarta. (Feryanto Hadi)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas