Survei LSI Denny JA Sebut Tiga Alasan Warga DKI Ingin Gubernur Baru
Ada tiga faktor utama yang menyebabkan meningkatnya sentimen keinginan adanya sosok gubernur baru.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebutkan, sebanyak 60,3 persen publik Jakarta menginginkan sosok pemimpin baru untuk Gubernur DKI Jakarta.
Sementara sisanya 22,1 persen tetap menginginkan petahana dan 17,6 persen tidak menjawab.
Baca: Survei Terbaru LSI Denny JA: 60,3% Responden Ingin Gubernur Baru di Jakarta
Ada tiga faktor utama yang menyebabkan meningkatnya sentimen keinginan adanya sosok gubernur baru.
Pertama, rapor merah atas empat kondisi kehidupan masyarakat DKI Jakarta yakni politik, ekonomi, keamanan dan penegakan hukum.
Kedua, mayoritas publik tak nyaman dengan pro-kontra kasus penistaan agama dengan terdakwa Gubernur Nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Sebesar 68,5 persen publik menyatakan bahwa kehidupan mereka terganggu dengan berbagai pro-kontra yang diwujudkan dalam aksi dukung atau tolak Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Mereka ingin perubahan termasuk perubahan personel gubernurnya," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby dalam rilis berjudul 'Mayoritas Publik DKI jakarta Inginkan Gubernur Baru' di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (14/12/2016).
Dan ketiga, mayoritas publik atau sebesar 65 persen tak bersedia dipimpin oleh gubernur dengan status tersangka.
Menurutnya, sudah menjadi ingatan publik bahwa Ahok saat ini bersalah atas dugaan penistaan agama.
"Sehingga status Ahok sebagai tersangka menjadi hambatan psikologis publik untuk memilihnya kembali," kata Adjie.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden.
Baca: Survei SMRC: 45,2 Persen Responden Setuju Ucapan Ahok soal Al Maidah Bentuk Penistaan Agama
Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of Error survei ini plus minus 4,8 persen.
Survei ini dibiayai dengan dana sendiri, dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset (FDG/focus group discussion, media analisis, dan indepth interview).
Dalam setiap survei itu, selalu diselipkan pertanyaan yang sama, yaitu ibu dan bapak jika pilkada hari ini, apakah ingin gubernur baru atau tetap ingin gubernur lama, atau tidak tahu.