Ketika Ahok dan Sandi Berdebat soal Data Lulusan SMK
Menurut Anies, banyaknya lulusan SMK yang menganggur merupakan bukti tidak adanya ketersambungan antara pelatihan pendidikan dan lapangan kerja.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur DKI nomor pemilihan dua, Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan calon wakil gubernur nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno sempat saling klaim data saat keduanya bertemu dalam acara "Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta" di Kompas TV, Kamis (15/12/2016) malam.
Saling klaim data terjadi saat topik pembahasan debat tentang siswa SMK. Semua berawal saat cagub pasangan Sandi, Anies Baswedan menyebut ada 11 persen siswa SMK yang menganggur dari keseluruhan jumlah pengangguran di Jakarta.
Menurut Anies, banyaknya lulusan SMK yang menganggur merupakan bukti tidak adanya ketersambungan antara pelatihan pendidikan dan lapangan kerja. Padahal, kata Anies, jumlah perusahaan yang berkantor di Jakarta sangat banyak.
"Karena SMK lebih banyak belajar teori, magangnya magang-magangan," kata Anies.
Karena itu jika nantinya terpilih, Anies ingin membuat sebuah sistem yang memungkinkan pelajar SMK hanya dua hari berada di sekolah, sedangkan sisanya di perusahaan.
"Kita ingin membuat SMK di Jakarta menjadi SMK yang dual track, dua sistem. Ini kemarin sudah kita mulai di Kemendikbud. Kita akan membuat Jakarta menjadi kota untuk pelatihan mereka bekerja," ucap Anies.
Menanggapi hal itu, Ahok mengatakan bahwa kualitas lulusan SMK di Jakarta menempati ranking nomor satu se-Indonesia. Ia juga menyatakan Pemprov DKI sudah mengadakan kerja sama dengan sektor-sektor industri untuk penyaluran lulusan-lulusan SMK.
"Jadi jangan terlalu membuat opini yang menyesatkan tentang DKI. Kita punya data yang sangat lengkap," kata Ahok.
Kemudian giliran Sandi yang diberi kesempatan bicara. Ia menyatakan apa yang disebut Ahok tidak pernah ditemuinya selaku orang yang banyak bergelut di dunia usaha dan berinteraksi dengan banyak pengusaha.
"Apa yang dihasilkan dari dunia pendidikan tidak bisa diserap oleh dunia kerja. Dunia usaha tidak bisa menerima itu," kata Sandi.
Sandi menyatakan bahwa dirinya sudah datang ke banyak tempat dan berinteraksi dengan warga. Di situ ia mengaku banyak menemui warga yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan kerja.
"Kalau kita tidak pernah ke lapangan kita tidak akan pernah tahu," kata Sandi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.