Amel, Anak yang Patuh dan Rajin Berpuasa
"Ma, tolongin Gemma, Gemma nangis ketakutan," kata ibunda Amel tiru ucapan anaknya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Isak tangis menyelimuti keluarga korban perampokan sadis di Pulomas yang mendatangi ruang jenasah di RS Polri Kramat Jati.
Stu di antaranya Rosy Herawati ibunda Amalia Calista yang menjadi korban perampokan sadis Pulo Mas, tampaknya ia belum bisa menerima kepergian anak pertamanya ini.
Menurutnya Amel panggilan akrabnya adalah sosok anak yang pintar dan baik hati, selain itu ia juga terbilang sangat rajin puasa.
"Dia itu anak yang tidak pernah membangkang kepada orangtua, baik hati, rajin puasa sejak kecil," katanya RS Polri, Selasa (27/12/2016) dilansir Warta Kota.
Ibu dengan dua orang anak ini mengatakan Amel memang sering menginap di kediaman Dodi Triono untuk menemani Gemma.
"Biasanya Gemma itu ngajak main Amel, untuk nginep di tempat dia, namanya sudah berteman lama jadi sudah biasa," katanya.
Amel diketahui berangkat ke tempat kediaman Gemma pada Minggu 25 Desember 2016 pagi. Namun pada Senin siang, Amel menelpon.
"Ma, tolongin Gemma, Gemma nangis ketakutan," kata ibunda Amel tiru ucapan anaknya.
Namun saat membalasnya, handphonenya mati, kami hubungi tidak bisa lagi.
"Saya cuma bilang kakak di mana? Gemma kenapa?," katanya ibunda Amel.
Diketahui kedekatan keluarga Amel dengan Dodi memang sudah terjalin lama sejak tahun 97, sedangkan Rosy Herawati memang bekerja dengan Dodi. Diketahui Dodi bekerja sebagai arsitek di kawasan Senayan.
Niatan Rosy Herawati untuk menjemput Amel memang ada namun lantaran sudah biasa ke sana ia anggap baik-baik saja, sampai saat pagi tadi ia mendapat kabar dari Vira Istri kedua Dodi yang mengabarkan jika pak Dodi dibacok.
Mendengar kabar tersebut ia mempunyai firasat buruk dengan anaknya, karena anaknya ada dirumah pak Dodi.
"Saya dapat telpon jika pak Dodi dibacok, saya takut anak saya kenapa-kenapa, ternyata ketakutan saya menjadi kenyataan," katanya.
Hingga saat ini keluarga Amel masih menunggu di ruang jenazah RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Joko Supriyanto/Warta Kota