Bocah Cilik Penggemar Harry Potter Ini Jadi Korban Pembunuhan Sadis Pulomas
Dianita Gemma Dzalfayla umurnya masih belia, ia baru berusia 9 tahun namun harus merasakan pengapnya ruangan hingga ajal menjemput. Pembunuhan sadis.
Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Dianita Gemma Dzalfayla umurnya masih belia, ia baru berusia 9 tahun namun harus merasakan pengapnya ruangan hingga ajal menjemput. Pembunuhan sadis, Selasa (27/12/2016).
Korban pembunuhan sadis di Pulomas.
Dianita merupakan seorang dari enam korban tewas dugaan tindak perampokan dengan 11 anggota keluarga serta pembantu yang disekap dalam kamar mandi yang sempit.
Anak sekecil ini harus merasakan kejamnya kenyataan kriminal masa ini.
Baca: Foto-foto Sosok Dodi dan Keluarga Korban Pembunuhan Sadis Pulomas
Dianita memiliki sebuah akun Instagram.
Di postingan-postngan fotonya mengalir ungkapan dukacita dari teman, kerabat, saudara hingga netizen.
Dilihat dari postingan-postingannya Dianita adalah sosok yang kalem, sayang keluarga dan memiliki beberapa hobi seperti mengoleksi boneka barbie hingga pernak-pernik Harry Potter.
Dodi Triono kepala keluarga korban pembunuhan sadis Pulomas.
Dunia fantasi sihir Harry Potter dan berbagai boneka barbie yang ia posting menjadi kenangan yang tertinggal pada sosok imutnya.
Tak hanya menunjukkan koleksi-koleksi boneka atau tentang dunia sihir Harry Potter Dianita juga memajang foto bersama dengan ayah dan saudara-saudaranya.
Dody Triono sempat berfoto bersama anak-anaknya satu di antaranya Dianita.
Baca: Orang-orang Ditumpuk Kayak Barang, Sebagian Tergencet dan Meninggal
Dody menggunakan baju khas Betawi dengan peci warna hitam sementara Dianita dan dua kakaknya mengenakan kebaya seragam berwarna merah muda.
Dianita juga posting kebersamaannya bersama saudara-saudara lainnya, lalu ada juga sosok ayahnya sedang foto sendiri dan Dianita yang sedang diajari main piano.
Sosok korban pembunuhan sadis Pulomas semasa hidup, terlihat Dodi Triono berfoto bersama anak-anaknya.
Foto-foto ini menjadi saksi sejarah kehidupannya yang penuh keharmonisan namun harus berakhir tragis.
Tewas disekap ditumpuk dalam sebuah kamar mandi yang sempit.
Ungkapan dukacita mengalir deras seiring doa dan harapan agar para pelaku tertangkap, secepatnya, ya secepatnya! (*)