Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ramlan Butarbutar, dari Sopir Taksi hingga Jadi Perampok Sadis

Ramlan Butarbutar memiliki sejarah catatan kelam namun sebelum ia beralih pekerjaan menjadi peampok sadis, ia memiliki pekerjaan halal

Editor: Sanusi
zoom-in Ramlan Butarbutar, dari Sopir Taksi hingga Jadi Perampok Sadis
Tribunnews/HO
Dua pelaku kasus pembunuhan sadis di Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur yang terjadi pada Senin (26/12/2016) sore lalu, yakni Ramlan Butar-Butar (kiri) dan Erwin Situmorang (kanan) serta adik Ramlan (tengah) yang dianggap turut membantu persembunyian kedua pelaku berhasil ditangkap aparat kepolisian di kawasan Rawa Lumbu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/12/2016). Sementara dua orang pelaku lagi masih buron. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengonfirmasi, dua dari empat tersangka pelaku pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur, berhasil dicokok di daerah Bekasi, Jawa Barat , Rabu (28/12) kemarin.

Tito mengungkap, nama dua pelaku yang ditangkap adalah Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang.

"Dari laporan yang saya terima, satu pelaku tertembak karena melawan, kehabisan darah, lalu meninggal dunia. Satu lagi selamat," kata Tito di sela-sela Siaran Pers Akhir Tahun 2016 Polri di Markas Besar Polri.

Ramlan Butarbutar memiliki sejarah catatan kelam namun sebelum ia beralih pekerjaan menjadi peampok sadis, ia memiliki pekerjaan halal. Sejak 2008, 2010 hingga 2015, Ramlan Butarbutar bersama komplotan tercatat telah tertangkap di kasus yang sama yakni perampokan rumah mewah.

Sebuah media online nasional bahkan berhasil mewawancarai Ramlan saat tertangkap saat Polsek Depok berhasil meringkus Ramlan dan kawanannya saat merampok sebuah rumah.

Pada wawancara tersebut Ramlan mengaku pada tahun 2008 pernah ditahan karena kasus perampokan, meski telah menghirup udara bebas ia kembali mengulangi perbuatannya.

Sebenarnya jauh sebelumnya ia memiliki pekerjaan halal yakni menjadi sopir taksi.

Berita Rekomendasi

Namun lantaran dipecat pada tahun 2002 ia kemudian merekrut rekan-rekan sesama sopir taksi pecatan lalu membentuk komplotan perampok spesialis rumah mewah. Ditanya alasan merampok, ia mengaku terpaksa merampok karena tak memiliki pekerjaan tetap.

Dalam aksinya Ramlan selalu merencanakan dengan matang yakni menggambar denah dan menyusun strategi. Dalam setiap aksi Ramlan selalu memanfaatkan mobil rental.

Sudah banyak sekali aksi perampokannya berhasil dilakukan. Lalu hasilnya buat apa? Hasilnya untuk mabuk dan foya-foya di tempat hiburan malam.

Komplotan Ramlan tak segan-segan melukai korbannya bila melawan. Seperti aksi yang dilakukan, terhadap keluarga Dodi di Pulomas, Jakarta Timur. Ramlan menyekap Dodi dan keluarga di dalam kamar mandi tanpa ventilasi.

Enam orang kemudian meninggal termasuk Dodi Triono (59). Dua anak Dodi, Diona Arika (16), Dianita Gemma (9). Serta Amelia Callista (10) yang merupakan teman anak Dodi. Serta Yanto supir Dodi. Sementara sopir Dodi lainnya yang bernama Tasrok (40) meninggal meski sempat dibawa ke rumah sakit.

Sementara korban selamat, yaitu Zanette Kalila (13) yang ditemukan masih hidup bersama Emi (41), Santi (22), dan Fitriani (23) serta Windy (23) yang merupakan pembantu rumah tangga.

Ramlan dikenal sebagai residivis yang biasa keluar masuk penjara dengan kasus serupa.

Ramlan dan komplotan selalu menggunakan senjata tajam seperti celurit dan pistol. Mereka mencari celah kelemahan dari pemilik rumah, saat pintu terbuka Ramlan langsung memukulkan pistolnya dan masuk lalu menyandera penghuni rumah. (tribun robertus wawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas