Apa Kabar Dua Pahlawan Bom Thamrin, AKBP Ahmad Untung dan Ipda Tamat?
Secara khusus Polri juga memberikan penghargaan pada anggotanya yang berjasa dalam mengungkap kejadian tertentu, seperti bom Thamrin.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama tahun 2016, Polri telah menganugerahkan penghargaan terhadap anggota yang berprestasi sebanyak 35.727 orang dalam berbagai kategori.
Sementara di tahun 2015, ada 36.882 anggota yang mendapat penghargaan.
Beberapa daftar tanda kehormatan Polri yang diberikan kepada anggota yang berprestasi yakni Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Bhayangkara Pratama, Bintang Bhayangkara Naraya.
Ada pula Satyalancana Pengabdian 32, 24, 16 dan 8 tahun, Satyalancana Bhakti, Satyalancana Jana Utama, serta Satyalancana Karya Satya PNS.
Secara khusus Polri juga memberikan penghargaan pada anggotanya yang berjasa dalam mengungkap kejadian tertentu, seperti bom Thamrin.
"Peristiwa Bom Thamrin, Polri memberikan penghargaan kepada 16 anggota yang terlibat pengungkapan bom Thamrin," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Selain pengungkapan Bom Thamrin, sebanyak 15 anggota Polres Bandara Soetta juga mendapat penghargaan atas kasus pengungkapan narkoba.
Penghargaan turut diberikan kepada anggota Polres Malang Kota, Polda Jatim yang berdedikasi tinggi menjadi pemulung namun tidak meninggalkan tugasnya, sebanyak satu orang.
"Anggota Polres Surakarta, Polda Jateng juga saya beri penghargaan langsung karena menghalau pelaku bom bunuh diri di Polres Surakarta. Dia dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) dan sekolah," ujar Tito Karnavian.
Berdasarkan catatan Tribunnews.com, 16 anggota Polri mendapat penghargaan berupa kenaikan pangkat satu tingkat, pin perak, hingga pin emas karena mereka terlibat langsung dan menjadi korban kontak senjata yang membahayakan jiwa para anggota di peristiwa Bom Thamrin.
Penghargaan itu tercantum dalam surat keputusan Kapolri No :KEP/68/1/2016 tertanggal 24 Januari 2016, yang diberikan di sela-sela acara Rapim Polri 2015 di PTIK, Jakarta Selatan, Selasa 26 Januari 2016.
Dua anggota yang namanya paling disebut-sebut dan mendapat julukan "pahlawan bom Thamrin" dari masyarakat karena aksi heroik mereka duel dengan teroris tanpa menggunakan pengaman, yakni AKBP Ahmad Untung S dan Ipda Tamat Suryani.
Saat itu, AKBP Ahmad Untung S menjabat sebagai Pamen Pusdikpolair Lemdik Polri dan mendapat penghargaan berupa pin emas.
Begitu juga dengan Ipda Tamat Suryani, yang kala itu menjabat sebagai Gadik Penyelia Pusdikpolair Lemdiklat Polri yang juga mendapat pin emas.
Bahkan, Untung yang berbaju putih dan tertangkap video mengeluarkan pistol hingga melepaskan tembakan, sempat disangka sebagai pelaku teror.
Padahal kala itu, dengan sigap, Untung menembaki pelaku teror. Dimana kebetulan, Untung serta Tamat tengah melakukan pengamanan di sana.
Kini, Untung sudah menjabat sebagai Kapolres Aceh Utara, Polda Aceh. Sementara Ipda Tamat bertugas di Jatanras Polres Metro Bekasi Kota.
Di akhir tahun 2016 ini, Tribunnews.com sempat mewawancarai Untung dan Tamat soal Bom Thamrin yang melambungkan nama mereka.
Ditanya apakah dirinya mengetahui di awal 2016, mereka menjadi tokoh yang banyak menghiasi pemberitaan, mereka kompak menjawab tahu dan itu semua dalam kaitan bom Thamrin.
Lalu bagaimana orang-orang dekat di sekeliling mereka merespon kejadian penting yang mereka alami pada 2016?
Untung menjawab dia banyak dimarahi oleh keluarga serta rekan kerja karena terlalu berani berhadapan langsung dengan teroris tanpa ada pelindung tubuh atau body protector seperti rompi anti peluru melainkan hanya berbekal senjata tua.
"Istri, keluarga saya marah sekali karena saya tidak pakai pelindung. Tapi saya menjelaskan kalau itu sudah tugas saya, melindungi masyarakat, dan saya harap mereka mengerti," kata Untung.
Tidak jauh berbeda dengan Untung, Tamat juga mengalami hal serupa, Tamat juga diprotes karena menembak teroris tanpa pelindung apapun. Alhasil keluarganya cemas dengan keberanian Tamat.
"Keluarga tidak marah, hanya cemas saja mengkhawatirkan saya, berani menghadapi teroris yang membawa bom serta terlibat baku tembak. Keberanian saya membuat saya dikenal dan saya bangga. Ada beberapa yang menyebut kami sebagai Pahlawan Bom Thamrin," ungkap Tamat.
Bagi mereka bisa mengungkap, menjadi bagian dari penyelamat masyarakat di bom Thamrin adalah sejarah dan pengalaman hidup yang tidak bisa dilupakan.
Ditanya apa yang mereka rasakan selama menjalani tahun 2016 dan mendapat tugas baru, keduanya punya jawaban dan pengalaman sendiri.
Selain peristiwa Bom Thamrin, ketegasan dan keberanian Untung berhadapan dengan kelompok separatis yang hendak mengibarkan bendera GAM di Aceh juga tidak bisa dilupakan.
Selama dirinya menjadi Kapolres Aceh Utara, ia bisa menggagalkan 13 pengibaran bendera GAM yang ukurannya sangat besar.
Termasuk soal sengketa tanah di sekitar Waduk Krueng Keureuto atau Waduk Jokowi di Tanah Luas, juga berkesan bagi Untung.
"Waduk itu kan oleh Pak Presiden Jokowi akan dijadikan proyek tenaga listrik. Ini malah ada pihak yang menentang dan menghalangi, saya harus membela keadilan warga," ucapnya.
Hal lainnya, saat awal menjabat sebagai Kapolres Aceh Besar, Untung mendapat laporan ada 24 anggotanya yang terlibat narkoba.
Untung langsung bersikap menggembleng anggota itu agar bersih dari barang haram. Untung mengumpulkan para anggotanya, diberi pengarahan bahkan sampai menggebrak meja.
"Saya sampai gebrak meja supaya mereka sadar, sekarang dari 24 sisa 4 anggota. Mereka terus saya didik, olahraga lari dan direhab," tegasnya.
Tamat punya cerita sendiri. Selain bom Thamrin yang tidak bisa dilupakan, kinerja Tamat di Bekasi yang sukses mengungkap kasus mobil box yang "dimutilasi" atau dijual dengan cara dipereteli juga menjadi prestasi.
"Peristiwa Bom Thamrin pastinya berkesan. Lalu saya saat baru di Bekasi berhasil ungkap curanmor mobil box yang "dimutilasi"," terang Tamat yang pada Januari 2016 nanti akan mendapat kenaikan pangkat menjadi Iptu.
Tamat menambahkan penghargaan pin emas dari Polri atas jasanya di Bom Thamrin sangat disyukurinya.
Bagi Tamat, pin emas itu adalah penghargaan tertinggi dan capaian tertinggi Tamat mengabdi bagi Polri dan negara selama 23 tahun berkarir di kepolisian.
"Dapat pin emas itu kebanggaan dan prestasi tertinggi saya di Polri. Pin itu akan terus saya simpan," tambahnya.