Ahok Berjanji Tak Akan Gusur Warga Sekitar Sungai Ciliwung tapi Ini Syaratnya
Ada hal yang menarik saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Gubernur DKI Jakarta nonaktif Gang Pepaya, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Editor: Robertus Rimawan
Usulan warga tersebut ditolak Basuki Tjahaja Purnama, karena melihat kondisi wilayah perumahan penduduk ini tidak bisa dimasukkan alat berat.
"Wah kalau di sini nggak bisa, Pak, kalau pakai sheet pile. Alat berat nggak bisa masuk sini," jawab Ahok.
Basuki juga menerangkan bahwa saat ini Pemda DKI Jakarta terus melakukan program normalisasi sungai di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung.
Namun, khusus di wilayah tersebut, normalisasi tidak menggunakan sheet pile.
Penggunaan alat berat dalam normalisasi Sungai Ciliwung memang perlu banyak hal yang diperhatikan.
Tapi Basuki menegaskan bahwa saat ini Sungai Ciliwung tidak pernah siaga 1 karena pintu air Manggarai sudah dibuka terus.
"Sekarang kalau Bapak lihat, Ciliwung sudah nggak pernah lagi siaga 1. Sebab saya meminta pintu air Manggarai dibuka terus. Jadi sepanjang bantaran Sungai Ciliwung tidak terjadi banjir lagi," kata Ahok.
Warga lain meminta Ahok agar rumah-rumah di lingkungan tersebut tidak digusur.
Ahok pun berjanji tidak akan menggusur selama mereka tidak mendirikan bangunan di bantaran sungai.
"Kami tidak akan menggusur selama Bapak-Ibu tidak mendirikan bangunan di bantaran sungai."
"Selain itu, jangan juga nutupin saluran dan got. Intinya adalah harus dijaga kebersihan kali dan kelengkapan surat-surat yang harus dimiliki," papar Ahok.
Bagi Basuki dalam menjaga kebersihan Sungai Ciliwung dan tidak terjadi banjir Jakarta yang besar, maka dirinya harus bertindak tegas meskipun terkadang harus membongkar.
Selain itu, Ahok menekankan pentingnya memiliki sertifikat tanah.
Alasannya, pemerintah akan mengganti sesuai dengan harga pasar bila akan menormalisasi sungai dan harus memindahkan warga.