Bicara Di Hadapan Alumni UI, Anies Baswedan Sebut Keadilan Sosial Jadi Masalah Utama Jakarta
"Ketika saya berjalan ke lapangan tiga bulan ini, tanpa kita sadari ada segregasi. Saya rumuskan masalah di Jakarta adalah keadilan sosial,"
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anies Baswedan menghadiri acara Rembug Iluni (Ikatan alumni) UI bersama Calon Gubernur DKI di Hotel Grand Sahid Jaya di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2017) malam.
Dalam acara tersebut Anies Baswedan memaparkan masalah keadilan sosial yang dianggap sebagai permasalahan utama di Jakarta.
Hal tersebut berbeda dengan yang ia prediksi selama ini berupa kemacetan dan lapangan pekerjaan.
"Ketika saya berjalan ke lapangan tiga bulan ini, tanpa kita sadari ada segregasi. Saya rumuskan masalah di Jakarta adalah keadilan sosial," kata Anies.
Menurut Anies masalah keadilan sosial tersebut muncul setelah ia melakukan blusukan selama tiga bulan.
Untuk mengatasi masalah tersebut Anies mengatakan akan menyelesaikannya dengan pendekatan gerakan bukan pendekatan program.
"Kami ingin mengubah, menggeser, dari menyelesaikan masalah di Jakarta dengan pendekatan programatik menjadi movement base. Itu orangnya, itu kepemimpinannya," kata Anies.
Satu contohnya menurut Anies adalah menyelesaikan masalah kemiskinan dengan mengajak pimpinan-pimpinan perkantoran yang ada di Jakarta.
Seperti di belakang Hotel Grand Sahid Jaya tempat digelarnya acara.
"Contohnya di sini Sahid, belakang ada (wilayah) Karet Tengsin. Kalau saya jadi gubernur, saya akan datangi pimpinan gedung-gedung di sini dan mengajak untuk menyelesaikan masalah," kata Anies.
Anies mengatakan jika pendekatan yang dilakukan berlandaskan program maka tidak perlu ada pemilihan gubernur.
Cukup mengadakan pemilihan program terbaik dan hasilnya diserahkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menjalankannya.
"Karena kalau kita hanya memilih program kenapa kita tidak buatkan menu program saja. Lalu serahkan kepada Pemda untuk mengeksekusi tanpa harus memilih gubernur," katanya.
Sementara itu dalam sambutannya ketua Iluni UI Arief Budhy Hardono mengatakan jika awalnya acara rembug digelar seperti konsep saat Pilpres yakni mempertemukan pasangan calon dalam debat.
Hanya saja karena peraturan KPU yang tidak memperbolehkan kampus menjadi tempat kampanye, maka konsep acara kemudian diubah menjadi rembug dengan mengundang pasangan calon secara terpisah.
"Iluni UI tujuannya untuk berpartisipasi bukan hanya ditingkat nasional saja tapi ditingkat provinsi," katanya.