Menilik Saksi Bisu Kamar 205 Tempat Amirulloh Dianiaya Seniornya Hingga Tewas
Amirulloh Adityas Putra (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, tewas dianiaya seniornya.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amirulloh Adityas Putra (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, tewas dianiaya seniornya.
Lima rekannya juga mengalami luka dan memar akibat penganiayaan.
Amirulloh dianiaya di Dormitory Ring 4 Kamar 205 lantai II, di STIP.
Amirulloh yang merupakan taruna tingkat 1 seharusnya ada di Ring 1, dipanggil menghadap para seniornya di Ring 4.
Sesuai aturan di STIP, seharusnya antar tingkatan tidak boleh berada di ring yang bukan tempatnya.
Aturan yang berlaku, Ring 1 untuk taruna tingkat 1, Ring 2 untuk taruna tingkat 4, Ring 3 untuk taruni (asrama perempuan), dan Ring 4 untuk taruna tingkat 2.
Entah bagaimana Amirulloh dan lima temannya dipanggil taruna tingkat 2 ke Ring 4.
Sejauh ini polisi hanya menyebut Amirulloh dan teman-temannya dipanggil di saat 'tradisi' menurunkan keterampilan alat musik tam-tam, bagian dari drum band.
Dari pantauan Kompas.com, Rabu (11/1/2017), lokasi penganiayaan merupakan kamar tidur yang terdiri dari lima tempat tidur bertingkat yang di cat abu-abu dengan lantai keramik putih.
Baca: Curhat Amirulloh Kepada Sang Kakak Sebelum Meregang Nyawa Akibat Dianiaya Seniornya
Ruangan itu cukup luas untuk ukuran lima orang penghuninya.
Meski tempat tidurnya bertingkat, hanya tempat tidur bawah yang dipakai.
Namun, kamar itu tidak ditempati para senior yang menganiaya korban.
Para penghuni kamar sebenarnya hanya menjadi saksi.
Kamar tidur itu menyatu dengan kamar barang atau loker pakaian yang dipisah dengan sekat tembok.
Tempat korban terbaring meninggal yakni di tempat tidur paling pojok.
Ruang tersebut kini telah diberi garis polisi.