Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menjajak Sejarah Kemaritiman di Museum Bahari

"Kami memang sering ke sini, dulu, ini tempat kita awal pacaran yah, jadi saya waktu itu nembak dia disini,"

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Menjajak Sejarah Kemaritiman di Museum Bahari
Warta Kota/ Joko Supriyanto
Museum Bahari bisa mengetahui pelaut merupakan nenek moyang sebagian orang Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, pada zamannya peranan kemaritiman Indonesia dinilai sangat penting.

Hal tersebut bisa kita telusuri sejarahnya di Museum Bahari yang terletak di Jalan Pasar Ikan Nomor satu, Penjaringan, Jakarta Utara, atau beberapa puluh langkah sebelum TPI Pasar Ikan.

Ketika hari libur, museum bahari ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegera.

Mereka yang datang tidak hanya sekedar melihat saja.

Namun ada pula yang mendapatkan tugas dari sekolah karena kebanyakan yang datang adalah anak sekolah.

"Kalo hari libur itu ramai, biasanya anak sekolah dapat tugas, entah itu riset atau apa lagi, tapi para pelajar banyak yang datang, tidak hanya itu turis pun juga banyak," kata seorang pemandu, Sabtu (14/1/2017).

Koleksi Museum Bahari kapal
Koleksi Museum Bahari.

Museum Bahari memang tergolong unik mulai dari segi bangunan hingga isi yang ada di dalam museum.

Berita Rekomendasi

Hal tersebut karena ornamen pada bangunan tersebut memiliki pintu yang besar yang terbuat dari kayu, baik itu jendela dan pintunya.

Pantauan Warta Kota, bangunan yang memang didominasi kayu ini dibangun Belanda secara bertahap sejak tahun 1652 sampai tahun 1759 dan digunakan sebagai gudang penyimpanan rempah-rempah oleh VOC.

Gedung ini baru secara resmi ditetapkan sebagai Museum Bahari Jakarta pada tahun 1977 oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Hal tersebut telah dijelaskan disebuah panil didekat tempat pembelian karcis.

Menelusuri lebih dalam, bangunan yang sudah berusia tua ini akan memberikan anda beberapa wawasan mengenai tentang kemaritiman indonesia maupun dunia.

Seperti tentang seluk beluk sejarah maritim, tentang perdagangan, kapal, dan sebagainya.

Ketika memasuki museum anda akan diajak kembali ke masa lalu dimana jaman beradapan kemaritiman yang masih mengunakan alat tradisional.

Di ruangan pertama ini, kita akan diberikan pengetahuan pengenai sejarah kemaritiman dari awal.

Di ruangan inilah anda akan diberikan wawasan yang memang sudah tertuang dipanil-panil yang digantung dibeberapa titik, pengujung bisa membacanya.

Di Museum Bahari
Di Museum Bahari, sebagian kita, bisa mengetahui pelaut merupakan nenek moyang sebagian orang Indonesia.

Selain itu sebuah meriam, setir pengemudi kapal, serta replika kapal phinisi yang usianya puluhan tahun juga menghiasi ruangan ini.

Pada ruangan kedua disini lebih memberikan informasi sejarah mulai dengan kegiatan yang memang dilakukan di laut.

Seperti pengunaan pelabuhan, macam-macam pelabuhan, informasi mengenai pelabuhan tanjung priok dan masih banyak lagi.

Ruangan ketiga akan diajak mengenal ciri-ciri perahu dari massa prasejarah seperti perahu dimasa Majapahit, Sriwijaya, dan perahu dimasa hindu buddha hingga perahu massa kini.

Diruangan ke empat lebih mengedepakan sosok-sosok pahlawan nasional dari TNI AL, hingga pemimpin AL dari masa ke masa, dan informasi mengenai Angkatan Laut.

Menuju lantai atas melalui tangga kayu, anda akan disuguhi replika sosok legeda laut di dunia seperti Putri Mazu, Dewa Baruna, Davi Jones, Prajutit Viking, Putri Duyung, dan Poseidon.

Selanjutnya masih ornamen yang sama, disini lebih memberikan informasi lengenda yang ada di Indonesia.

Seperti Tuan Tapa dan The Dragon Princess, Putri Mandalika, Maling Kundang, Dewa Ruci, hingga sosok yang memang tidak asing lagi yaitu Ratu Pantai Selatan.

Selain itu, tidak hanya legenda saja tapi juga terdapat navigator dunia yang terkemuka di sini, seperti Ibnu Batuta, Laksamana Cheng-Ho.

Sedangkan jika ingin mengetahui sejarahnya dan seperti apa sosok tersebut, Museum Bahari sudah menyediakan Katalog yang diletakkan di setiap benda.

Jadi tidak perlu khawatir bagi anda yang memang tidak menyewa pemandu, cukup membacanya saja.

Pengujung museum bahari memang tidak hanya masyarakat lokal saja namun juga mancanegara.

Koleksi Museum Bahari.
Koleksi Museum Bahari.

Selain sebagai tempat berfoto nampaknya museum bahari menjadi kenangan tersendiri oleh Imam (29) dan Tika (24) warga Pluit, Penjaringan.

Di tempat ini, kedua pasangan ini melakukan kencan pertamanya.

"Kami memang sering ke sini, dulu, ini tempat kita awal pacaran yah, jadi saya waktu itu nembak dia disini," kata Iman, tampak malu-malu, menceritakan masa lalu, Sabtu (14/1/2017).

Pasangan yang baru dua bulan menikah ini mengaku senang berkunjung kesini, selain menambah wawasan lokasinya sangat asik untuk diabadikan.

"Ini kan bangunan sudah tua jadi bagus aja buat foto-foto, kebetulan tadi emang lewat sini saja mampir sebelum nanti mau ke kota tua," kata Imam.

Selain itu Intan (15) dan beberapa rekannya mengaku datang ke Museum Bahari karena ada tugas yang diberikan sekolah mengenai museum ini.

"Kami emang lagi dapat tugas saja dari sekolah, untuk membuat makalah, makanya datangnya ramaian," katanya. (Joko Supriyanto)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas