Intelektual Muda NU Minta PWNU DKI Tidak Terbawa Arus Politisasi Dukung Kandidat Tertentu
Intelektual muda NU Zuhairi Misrawi mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi magnet perebutan para kandidat Gubernur DKI Jakarta.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Intelektual muda NU Zuhairi Misrawi mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi magnet perebutan para kandidat Gubernur DKI Jakarta.
Hal ini menyebabkan NU berada dalam arus politisasi yang dapat mengancam khittah NU.
Oleh karena itu, Zuhairi mengatakan bahwa PWNU DKI Jakarta mestinya menjadi penjaga khittah NU agar tidak terbawa arus kepentingan politik salah satu kandidat.
"Ketika PWNU hanya menerima pasangan AHY-Silvy di kantor PWNU DKI, sementara tidak menerima kandidat yang lain. Jika itu terjadi maka dapat ditafsirkan bahwa PWNU DKI telah berpihak terhadap salah satu calon tertentu," kata Gus Mis, sapaan akrab Zuhairi Miswari, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (6/2/2017).
Baca: Intelektual Muda NU: Hentikan Politisasi NU Dengan Ahok
"Idealnya, PWNU DKI memanggil semua calon sembari mengingatkan agar seluruh calon berkompetisi secara sehat serta membawa kemaslahatan bagi seluruh warga DKI," kata Gus Mis menambahkan.
Dia menjelaskan bahwa muncul beberapa pihak yang mengklaim NU telah mendukung pasangan AHY-Silvy.
"Tapi PWNU DKI tidak menindak tegas oknum tersebut sembari menegaskan netralitas PWNU DKI," kata Gus Mis.
Hal ini, menurut dia, sangat disayangkan karena PWNU tidak mengambil langkah-langkah tegas terhadap implementasi khittah NU 1926.
"Sejatinya NU tidak diseret-seret ke dalam tarikan dan kubangan kepentingan politik praktis," katanya.
"Biarkan warga NU menentukan pilihan sesuai hati nuraninya, karena sebenarnya warga NU sudah mempunyai pilihan yang cocok bagi mereka untuk kemaslahatan DKI Jakarta," Gus Mis menambahkan.