Buku Rekening yang Disita Bea Cukai Bersama E-KTP dari Kamboja Sudah Digunakan Sekali Transaksi
Buku rekening tabungan Bank Central Asia (BCA) yang turut disita petugas Direktorat Jenderal Bea Cukai di Bandara Soekarno-Hatta adalah asli
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Buku rekening tabungan Bank Central Asia (BCA) yang turut disita petugas Direktorat Jenderal Bea Cukai di Bandara Soekarno-Hatta adalah asli atau valid.
Buku tabungan tersebut sudah pernah digunakan satu kali.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi saat memberikan keterangan pers bersama Kementerian Dalam Negeri di kantornya, Rawamangun, Jakarta, Jumat (10/2/2017).
"Ini memang masih baru sekali transaksi waktu membuka," kata Heru Pambudi.
Menurut Heru Pambudi, pemilik rekening tersebut sebenarnya sudah diketahui karena KTP si pemilik juga disertakan dalam kiriman paket dari Pnom Penh, Kamboja.
Selain KTP, Nomor Pokok Wajib Pajak juga turut disertakan diantara 32 NPWP yang turut dikirim.
"Rekening ini ada KTP-nya di sini, NPWP-nya ada di sini. Belum bia dibuka (identitas) karena masih dalam proses investigasi," kata dia.
Berdasarkan bukti-bukti yang telah dikumpulkan, Heru mengatakan pihaknya berkesimpulan paket tersebut digunakan untuk kejahatan perbankan atau kejahatan ekonomi.
KTP elektronik berserta NPWP diperlukan untuk membuka rekening dan rekening tersebut digunakan untuk menampung hasil kejahatan.
"Kalau melihat ada KTP, NPWP, buku tabungan dan kartu ATM, bisa jadi pengiriman paket ini terkait dengan kejahatan ekonomi misalnya kejahatan siber, kejahatan perbankan, judi online,narkoba, prostitusi dan pencucian uang," ungkap Heru.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.