Sejumlah Organisasi Gelar Ruwatan Jakarta Damai Jelang Pemungutan Suara
Sejumlah organisasi dan lembaga yang tergabung dalam Optimisme Indonesia untuk Dunia, Sabtu (11/2/2017) sore menggelar kegiatan Ruwatan
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah organisasi dan lembaga yang tergabung dalam Optimisme Indonesia untuk Dunia, Sabtu (11/2/2017) sore menggelar kegiatan Ruwatan Jakarta Damai di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat.
Acara tersebut turut dihadiri perwakilan dari Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI), Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonensia.
Jaringan Gusdurian, Jamaah Ahmadiyah Indonesia, Lembaga Dakwah Nadlatul Ulama, Maarif Institute, Persatuan Gereja-gereka di Indonesia, dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin).
Baca: Sandiaga Uno Banyak Hadiri Acara Keagamaan di Hari Akhir Kampanye Sebelum Berangkat Umroh
Acara ini dikemas dengan mengedepankan nilai budaya, religius, Pancasila dan kebinekaan.
Selain itu, acara juga diisi dengan doa bersama untuk suksesnya Pilkada hingga pemotongan tumpeng sebagai simbol harapan Pilkada yang damai dan demokratis.
Yulius Setiarto, Koordinator Ruwatan Jakarta Damai menjelaskan ada tujuh seruan yang digaungkan dalam acara tersebut.
Baca: Duet SBY dan Agus Yudhoyono Tutup Kampanye Akbar di Stadion Soemantri
Di antaranya setiap warga negara berhak menentukan pilihannya pada pasangan calon manapun, tanpa paksaan atau intimidasi.
Karena itu, semua pihak wajib menghormati dan menghargai pilihan masing-masing.
Seruan lainnya warga negara diajak tetap memelihara keamanan dengan tidak ikut memprovokasi, memperkeruh suasana jelang Pilkada.
Serta berbagai masalah yang ditimbulkan akibat berpedaan pilihan hendaknya diselesaikan secara hukum yang berlaku tanpa menggunakan cara-cara kekerasan.
Baca: Ahok Banyak Minta Maaf di Hadapan Pendukungnya
"Meski kita berbeda dalam pilihan politik, kita tetap satu bangsa Indonesia. Selamat menjalankan tugas pada semua penyelenggara Pilkada di seluruh wilayah di Indonesia," ungkap Yulius Setiarto.
Lebih lanjut, Dahlia Umar, Komisioner KPU Daerah DKI Jakarta berpesan sirkulasi pergantian kekuasaan tidak perlu ada pertumpahan darah melainkan menggunakan media yang ada yakni Pemilu.
"Saya ingin semua warga DKI berpartisipasi dalam Pilkada karena biaya yang dikeluarkan sudah banyak kan sayang kalau yang ke Tempat Pemumutan Suara (TPS) hanya beberapa orang. Silahkan gunakan hak pilih dan hargai perbedaan," katanya.