Ahok-Djarot Dominasi Pemberitaan Pilkada DKI di Media Online
Pilkada DKI Jakarta menjadi topik panas dan hangat dalam beberapa bulan terkahir ini.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilkada DKI Jakarta menjadi topik panas dan hangat dalam beberapa bulan terkahir ini.
Lembaga analisis media Rakyat Memilih (Rame.id) mencatat terdapat 31.370 pemberitaan Pilkada dari 28 media online arus utama, sejak tiga pasangan calon mendeklarasikan diri maju dalam Pilkada DKI yakni 23 September hingga 13 Januari 2017.
Dari jumlah tersebut pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) - Djarot Saiful Hidayat mendapat pemberitaan (share of media) terbanyak dengan 19.970 berita (64 persen), disusul kemudian pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 6637 berita (20 persen) , lalu pasangan Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) - Sylviana Murni dengan 5033 berita (16 persen).
"Tone berita Ahok cenderung netral-positif meskipun adanya kasus Almaidah. Tone berita negatif Ahok tidak lebih banyak dari tone positifnya," ujar Head of Analysist Rame.id, Reza dalam diskusi di kawasan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, (11/2/2017).
Dari total 20.011 pemberitaan, pasangan petahana paling banyak mendapatkan pemberitaan yang tonenya positif yakni 7.221 berita, tone netral sebanyak 2.434 berita, dan 2.233 dengan tone negatif.
Sementara pasangan Anies-Sandi, dari 6.384 berita, sebanyak 3.815 tone positif, 2.434 tone netral, dan 135 tone negatif.
Pasangan Agus-Sylvi dari 5.058 pemberitaan, sebanyak 2.581 berita tone positif, 2.000 tone netral, dan 477 tone negatif.
Menurut Reza keunggulan pasangan petahana dalam pemberitaan ditopang oleh berbagai isu yang berkaitan dengan kinerja, visi-misi, dan program. Petahana juga dinilai baik dalam mempublikasikan hasil kinerjanya dan rencana kerja yang akan dilakukan nanti.
"Kekuatan isu, visi, misi, dan program hanya mampu diimbangi oleh pasangan Anies-Sandi," katanya.
Pada kesempatan yang sama peneliti senior politik LIPI Syamsuddin Haris mengatakan jika banyaknya pemberitaan tentang petahana dikarenakan pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandi belum mampu memnfaatkan momentum yang ada untuk memberikan solusi alternatif bagi permasalahan di Jakarta.
"Dua diantaranya masalah macet dan banjir," katanya.
Menurutnya apabila ke dua pasangan calon tersebut mampu memberikan solusi alternatif yang tepat, ia yakin volume pemberitaan pun akan berimbang.
Sementara itu wartawan senior Budiarto Shambazy mengatakan dari catatan analisis media tersebut menandakan jika sejauh ini media online arus utama (mainstream), cukup berimbang dan kredibel dalam memberitakan pilkada.
"Sejauh yang saya amati kita sudah menjalankan fungsi yang sudah diamanaktakan, sesuai pilar ke empat demokrasi, sangat netral, independen, dan kredibel. Gangguan yang terjadi pada saat kampanye, media bisa mengimbangi itu," paparnya.
Meskipun demikian Budiarto tetap khawatir banyaknya berita hoax yang berkaitan dengan Pilkada DKI sekarang ini. Meskipun sejauh ini belum ada berita hoax tersebut masuk ke 28 media arus utama yang menjadi objek riset.
"Yang saya agak was was adalah munculnya berita haox dan memang banyak sekali fake news yang merugikan semua calon. Meski media arus utama tidak terkena hoax itu," pungkasnya.
Dari 28 media online arus utama yang diriset, detik.com paling banyak pemberitaan Pilkada dengan 4231 berita, disusul kemudian kompas.com 4171 berita, kemudian Tribunnews.com dengan 3368 berita. Perimbangan tone positif, netral, dan negatif terlihat di pemberitaan detik.com, Kompas.com, dan Tribunnews.com.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.