Desa Gunung Picung Bogor Ramai Dikunjungi Gara-gara Isu Seorang Ibu Kutuk Anaknya Jadi Batu
Desa Gunung Picung, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor mendadak ramai didatangi oleh puluhan orang.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Desa Gunung Picung, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor mendadak ramai didatangi oleh puluhan orang.
Mereka dengan berpedoman pada sebuah pesan berantai di WhatsApp.
Pesan yang tersebar di pesan instan itu menyebar dari grup ke grup.
Isinya, soal kisah dan informasi soal anak yang berubah menjadi batu setelah tendang ibunya sendiri.
Seperti ini pesan berantai di media sosial :
"Bagi para anak mohon dicermati
Kisah nyata ini jangan sampe kita durhaka pada orangtua kita
Kisah nyata di Kecamatan Tenjolaya, Kab Bogor tepatnya di gunung picung.
Terjadi pada hari kamis 2 februari 2017
Anak dikutuk menjadi batu, anak itu meminta dibelikan motor ninja, namun oleh ibunya dikasih motor matic.
Lalu anak itu marah ke ibunya posisi Ibunya sedang mlaksanakan solat tepatnya dalam keadaan sujud,
lalu anak itu menendang kepalanya
Sekarang si anak menjadi batu dan posisi batunya sudah sampai kepala anak itu.
Sebelumnya, pelan2 anak itu berubah jadi batu dari kaki dan skrng sudah sampai ke kepala.
Dan skarang sedang dlm proses penelitian oleh tim peneliti IPB
Mudah2an kita semua bisa mengambil hikmah dr kejadian ini
Dan senantiasa slalu ta'at pada orangtua, agama, nusa dan bangsa
Amiinn."
TribunnewsBogor.com (Tribunnews.com Network) pun mencoba mencermati isi pesan itu.
Tak hanya penghuni grup WhatsApp saja, tapi pesan itu juga beredar di warung kopi.
Ahmad (27) misalnya, dia ingin melihat langsung batu wujudnya yang menyerupai manusia sedang dalam posisi tertelungkung itu.
"Tadinya kemarin pas libur mau kesana, tapi karena ujan. Jadi dibatalin," kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa Gunungpicung, Kecamatan Pamijahan, Oman membantah jika di wilayahnya ada seorang anak yang terkena kutukan hingga menjadi batu.
Bahkan sudah banyak ratusan warga dari luar daerah yang berdatangan ke desanya lantaran mendapat kabar bohong itu.
"Belum lama ada rombongan anak sekolah satu bis dari Jakarta karena pengen lihat langsung, malahan ada juga rombongan satu keluarga yang datang dari Sumatra," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Senin (13/2/2017).
Walhasil, rombongan tersebut mesti gigit jari setelah sampai di lokasi.
Pasalnya, anak yang menjadi batu itu sama sekali tak ada, alias bohong.
Omam juga tidak tahu motif orang yang tidak bertanggungjawab itu menyebarkan kabar tidak benar yang ditujukan ke desanya itu.
"Saya sudah pastikan kalau berita yang selama ini tersebar itu bohong, engga ada di daerah saya orang yang dikutuk jadi batu oleh ibunya," tukasnya.