Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gagasan Kiai Ma'ruf Dapat Dukungan dari Tokoh Tionghoa

Dukungan terhadap gagasan Rais Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Maruf Amin tentang pertemuan para tokoh nasional mengalir.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Gagasan Kiai Ma'ruf Dapat Dukungan dari Tokoh Tionghoa
Tribunnews.com/Edwin Firdaus
KH Maruf Amin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dukungan terhadap gagasan Rais Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Maruf Amin tentang pertemuan para tokoh nasional guna membahas problem kebangsaan terus mengalir. Terutama dari para tokoh Tionghoa.

Ya, setelah salah satu tokoh senior Tionghoa, Eddie Lembong, kini giliran Pengurus Pusat Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) juga mengaku mendukung penuh dilaksanakan gagasan Kiai Ma'ruf tersebut.

Dukungan PP Perhimpunan Indonesia Tionghoa itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Budi Santoso Tanuwibowo. Menurut Budi, gagasan Kiai Ma'ruf bertujuan untuk kebaikan bangsa, jadi wajib disambut dengan baik. Terlebih gagasan tersebut datang dari seorang tokoh senior dan dihormati di kalangan Muslim.

"Menurut saya, rembuk nasional, dialog nasional, silaturahmi nasional yang datang dari siapa saja, selama tujuannya baik harus kita sambut dengan baik. Karena yang kita lihat kan tujuannya yang mulia," kata Budi di Kantor INTI, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (28/2).

Ya, sebelumnya dalam keterangan pers, Kiai Ma'ruf mengatakan, perlu adanya dialog nasional yang nantinya akan menyatukan seluruh potensi bangsa. Hal itu ditujukan untuk menepis banyaknya prasangka buruk yang beredar dan
berpotensi memecah persatuan nasional.

"Jangan sampai ada kecurigaan, ada prasangka, ada praduga yang tidak tepat dan membuat kesalahpahaman," ungkap cicit ulama besar, Syeikh Nawawi Al Bantani itu.

Terkait gagasan besar Kiai Ma'ruf itu, Budi berharap, dapat terlaksana dan akan menjadi "gong pertama" yang kemudian menjadi agenda berkelanjutan.
Dimana di dalamnya melibatkan semua pihak, baik dari unsur agama, etnis, organisasi, dan unsur pemerintah yang semuanya sepakat bahwa Indonesia adalah negara yang beraneka warna dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

BERITA REKOMENDASI

"Rembuk nasional, dialog nasional ini diharapkan bukan rembuk yang sifatnya sekali lalu sudah tidak ada lagi. Tapi sebagai awal yang kemudian berkelanjutan," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas