Ini Yang Disesalkan Yenny Wahid Ketika Bertemu Raja Salman
Yenny menilai raja adalah pribadi yang ramah walaupun tidak banyak berkata. Namun senyumnya selalu mengembang.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemimpin Wahid Institute, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid mengatakan para tokoh agama yang menemui Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud mendapatkan kesempatan berbicara.
Yenny Wahid menilai pertemuan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dengan tokoh lintas agama pada Jumat (3/3/2017) di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, merupakan hal yang monumental.
"Ketika diperkenalkan sebagai putri Gus Dur, raja mengangguk sambil tersenyum dan langsung menjabat tangan saya."
"Beberapa pangeran juga langsung menyambut dengan hangat ketika diberitahu. Namun saya memperkenalkan diri bukan sebagai Yenny Wahid, namun pakai nama asli saya yang kebetulan nama Arab yaitu Zannuba Wahid, " tutur Yenny sambil tersenyum.
Yenny menilai raja adalah pribadi yang ramah walaupun tidak banyak berkata. Namun senyumnya selalu mengembang.
Yenny menuturkan, dalam dua pertemuan tersebut Raja Salman mengapresiasi budaya toleransi beragama yang ada di Indonesia.
"Raja memuji Indonesia. Beliau mengatakan bahwa stabilitas politik yang kita capai salah satunya adalah karena faktor kerukunan umat beragama yang dipraktekkan di Indonesia."
Ditambahkannya, Raja Salman juga menegaskan pentingnya dialog antar umat beragama.
Bahkan Arab Saudi sendiri mendorong terciptanya dialog antar umat beragama sebagai sebuah kebijakan pemerintahnya.
"Beliau mencontohkan adanya Abdul Aziz Center di Wina sebagai fasilitas yg sengaja didirikan untuk tujuan tersebut, " tuturnya.
Yenny merasakan dengan kunjungan Raja Salman tersebut berati ada perhatian yang begitu besar dari Pemerintah Arab Saudi terhadap Indonesia.
Dan itu menunjukkan makin meningkatnya peran strategis Indonesia dalam kancah global.
Namun ada satu penyesalan yang dirasakan Yenny dalam pertemuan tersebut.
Karena dalam kedua pertemuan tersebut, dirinya tidak sempat meminta selfie dengan raja.
"Saya malu-malu mau minta selfie, walaupun sebenernya mau," guyonnya.
Namun dia senang karena fotografer istana tetap mengabadikan semua kegiatan.
"Saya senang karena raja tidak ragu untuk menjabat tangan saya. Beliau memang orang yang dalam ilmu agamanya, sehingga bisa membedakan antara suatu hal yang punya konteks sosial tidak perlu di dikotomikan dengan persoalan agama," kata Yenny.
Kunjungan Raja Salman ini tidak terlepas dari diplomasi tingkat tinggi yang dilakukan Presiden Jokowi, lalu diterjemahkan oleh Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi dan dilaksanakan oleh Kedubes Indonesia di Arab Saudi.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi sendiri dalam pengantarnya kepada raja menegaskan bahwa para tokoh agama yang hadir adalah salah satu pilar dalam ciptakan harmoni di masyarakat sehingga dapat mewujudkan persatuan bangsa.
Toleransi
Presiden menambahkan bahwa sikap saling menghormati dan bertoleransi adalah aset bangsa Indonesia yang sangat berharga, yang menjadi kontribusi Indonesia pada perdamaian dunia.
"Untuk membayangkan bagaimana dahsyatnya acara hari ini, kita hanya perlu mengetahui fakta bahwa Kaum Non Muslim dilarang masuk ke dalam 2 kota suci di Arab Saudi dan pembangunan gereja masih agak susah di Saudi. Eh ini malah Raja menerima perwakilan dari para pemuka agama di Indonesia. Itu kan luar biasa," ujar Yenny Gus Dur.
"Kesan saya Raja Salman itu adalah orang yang patuh pada tradisi namun punya kebijaksanaan sehingga membuat Beliau bisa lebih lentur dalam mensikapi umat agama lain.
Yenny menuturkan, Raja Salman sangat tersentuh dengan sambutan masyarakat Indonesia yang begitu hangat. Baik dari pemerintahnya maupun rakyatnya.(Dian Anditya Mutiara)