Survei Median: Isu Agama dan Asal bukan Ahok' Jadi Alasan Responden Pilih Anies-Sandi
"Lebih dari setengah responden survei kami memilih Anies-Sandi karena variabel non-kandidat menurut saya, yaitu isu agama dan isu 'asal bukan Ahok'"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) menunjukkan, warga mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, bukan atas dasar kemampuan mereka semata.
Menurut peneliti Median, Rico Marbun, ada faktor lain di luar diri mereka yang disebut sebagai faktor suasana atau eksternal.
"Lebih dari setengah responden survei kami memilih Anies-Sandi karena variabel non-kandidat menurut saya, yaitu isu agama dan isu 'asal bukan Ahok' (sapaan Basuki). Ini bukan isu kompetensi kandidat kan," kata Rico saat merilis survei bertajuk 'Memahami Peta Kompetisi Putaran ke-2 Pilgub DKI' di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/3/2017) siang.
Responden dalam survei ini adalah 800 warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih. Survei dilakukan pada rentang waktu dari 21 Februari sampai 27 Februari 2017, dengan margin of error sebesar plus minus 3,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Peneliti menentukan sampel dalam survei ini dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi di seluruh kota madya di Jakarta dan faktor gender.
Survei dilakuan dengan dana dari pihak Median sendiri. Menurut Rico, ada empat alasan besar warga memilih Anies-Sandi.
Pertama, soal politik identitas atau soal kesamaan agama dan berkembangnya isu "asal bukan Ahok" sebanyak 55,9 persen responden.
Kedua, faktor kompetensi menurut 13,3 persen responden. Ketiga, faktor framing personal menurut 8,6 persen responden. Keempat, kinerja mesin partai politik menurut 5,7 persen responden.
Berdasarkan hasil survei tersebut, hal ini berbeda dengan alasan warga Jakarta memilih pasangan Basuki-Djarot.
Rico menyampaikan, alasan paling dominan warga memilih Basuki Djarot adalah sudah teruji kompetensinya menurut 41,2 persen responden.
Sementara itu, 34,5 persen responden lainnya memilih Basuki-Djarot karena framing personal, dan 8,8 persen responden karena kinerja mesin partai politik.
Ahok-Djarot akan bersaing dengan Anies-Sandi pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017. Kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung pada 7 Maret-15 April, sementara pemungutan suara pada 19 April.
Penulis : Andri Donnal Putera