Djan Faridz Mengaku Berdosa Bila Tidak Dukung Ahok
Djan Faridz mengaku terpaksa memecat Ketua DPW PPP DKI Jakarta sekaligus Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu dari PPP.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi SK Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Djan Faridz, menegaskan bahwa partainya konsisten untuk mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok - Djarot Saiful Hidayat di Pilgub Jakarta.
Kepada wartawan di kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2017), ia mengatakan Ahok sudah membuat kontrak politik dengan partai berlambang Ka'bah itu, jauh sebelum penentuan nomor urut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Baca: Selain Haji Lulung, PPP Djan Faridz Juga Ancam Pecat Kader Lain yang Membelot
Baca: Begini Cara Djan Faridz Sindir Haji Lulung
Menurutnya Ahok bersedia untuk membantu umat Islam.
"Karena beliaulah calon Gubernur yang menandatangani kontrak dengan Partai Persatuan Pembangunan, untuk melaksanakan program-program yang pro umat Islam, berdosa saya sebagai umat Islam kalau saya tidak memperjuangkan," ujar Djan Faridz.
Selain itu keputusan agar partai berlambang Ka'bah tersebut mendukung Ahok juga didasari penilaian terhadap Gubernur DKI Jakarta tersebut selama dua tahun terakhir.
Ahok sudah menunjukan komitmennya dengan berjanji akan mendirikan masjid Agung di setiap kota madya, dan akan memberikan tunjangan kepada pengurus masjid, ustaz dan ustazah.
"Baru kali ini ada paslon yang bersedia membuat kontrak politik dengan partai persatuan pembangunan, yang akan memberikan tunjangan kepada mereka," ujarnya.
"Kalau nanti ada paslon yang bilang saya juga bisa melakukan hal yang sama, itu namanya nyontek, karena kesepakatannya itu dan kontrak politik itu, sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum ada penetapan pasangan calon," katanya.
Oleh karena itu, PPP menurutnya akan tetap konsisten mendukung Ahok - Djarot di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
PPP juga tidak mentolerir kadernya yang melabuhkan dukungan ke pasangan lain, seperti yang dilakukan Abraham Lunggana alias Haji Lulung.
Djan Faridz mengaku terpaksa memecat Ketua DPW PPP DKI Jakarta sekaligus Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu dari PPP.