Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Jenazah Nenek Hindun, JK Nilai Terlalu Dibesarkan

Pada saat meninggal, jenazah Hindun tidak disalatkan di musala oleh ustaz setempat bernama Ahmad Syafii.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Soal Jenazah Nenek Hindun, JK Nilai Terlalu Dibesarkan
Amriyono Prakoso/Tribunnews.com
Jusuf Kalla 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hindun bin Raisman telah tutup usia pada Jumat (10/3).

Pada saat meninggal, jenazah Hindun tidak disalatkan di musala oleh ustaz setempat bernama Ahmad Syafii.

Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut angkat bicara mengenai hal itu.

Dirinya menilai bahwa pemberitaan mengenai nenek Hindun terlalu dibesarkan.

"Mungkin itu terlalu dibesarkan saja," ujarnya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (14/3/2017)

Dirinya menjelaskan bahwa yang terjadi adalah kesalahpahaman antara ustaz dan keluarga nenek Hindun, sehingga jenazah disalatkan di Musala yang berbeda.

"Kalau saya baca sebenarnya itu, kasus itu soal waktu kan tetap disalatkan kan. Imamnya tetap disalatkan cuma tidak di musala akibat katanya waktu cepat harus dikuburkan menjelang magrib," urainya.

Berita Rekomendasi

"Tetapi itu kan hukumnya fardhu kifayah," kata JK.

Sementara itu, Sofyan Iskandar (55), mantan ketua RT 5 RW 9 lokasi rumah keluarga almarhum Hindun menyebut tidak ada penolakan terhadap jenazah.

"Waktu itu Ustadz Syafi'i menyarankan untuk mengurus jenazah di rumah karena akan repot kalau di mushola. Waktu itu almarhum meninggal pukul 13.30 WIB, kita buru-buru karena cuaca kurang mendukung dan hari keburu gelap, karena mempersiapkan rempah-rempah untuk memandikan jenazah butuh waktu," ujar Sofyan saat ditemui di rumah duka.

Kondisi serba mendadak itu memang membuat pihak keluarga harus bertindak cepat untuk mengurus jenazah.

Namun beruntung warga sigap untuk memberi pertolongan kepada keluarga.

"Di RT 5 ini memang kita siapkan paguyuban untuk mengurus bila ada warga yang meninggal. Semua disiapkan warga karena kondisi mepet dan kami tidak sempat kepikiran membawa ke tempat lain, termasuk mushola dan bahkan puskesmas," ujarnya.

Ia juga mengiyakan keterangan Ustadz Syafi'i yang membenarkan kondisi mushola yang sepi sehingga tidak memungkinkan melakukan salat jenazah di sana.

"Karena waktu itu banyak yang belum pulang kerja, jadi Ustadz Syafi'i menyarankan agar dilakukan di rumah duka saja karena kondisi mushola juga sepi. Kalau Ustadz Syafi'i dikabarkan menolak itu tidak etis karena beliau ikut urusi jenazah dan bahkan pimpin salat di rumah duka," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas