Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Psikolog: Umumnya Orang Bunuh Diri karena Perasaan Tak Berdaya

Meski, ia tak bisa langsung membuat label apa yang menjadi penyebabnya. Apalagi membuat penilaian final.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Psikolog: Umumnya Orang Bunuh Diri karena Perasaan Tak Berdaya
ISTIMEWA
Psikolog Ahastari Nataliza, B. A., M. Psi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Psikolog Ahastari Nataliza menilai kasus bunuh diri yang kemudian disiarkan secara live oleh Pahinggar Indrawan (35) --kerap disapa Indra-- pria asal Solo, Jawa Tengah ini,  ada beberapa resiko yang menjadi penyebabnya.

Meski, ia tak bisa langsung membuat label apa yang menjadi penyebabnya. Apalagi, membuat penilaian final.

Diberitakan sebelumnya, Pahinggar tewas sekitar pukul 13.30 WIB, Jumat (17/3/2017) lalu.Dia memilih gantung diri. Tragisnya, itu dilakukannya secara Live di sosial media.

Sebelum meninggal dunia, Pahinggar menyiarkan secara langsung kematiannya. Pahinggar menggunakan ponsel genggam yang ditaruh di hadapannya. Kemudian, dia mengikatkan tali berwarna biru ke kayu yang berada di atap rumah.

"Karena untuk membuat penilaian final, saya harus memeriksa yang bersangkutan," ujar Nataliza, Senin (20/3/2017).

Meski begitu, lanjutnya pada beberapa kasus (kasus serupa) biasanya faktor resiko yang mendorong seseorang untuk bunuh diri, umumnya karena perasaan tak berdaya (hopelesness) akibat adanya situasi sulit yang menekan individu.

Ada juga faktor resiko lain adalah depresi. Riwayat penyalahgunaan alhokol atau obat-obatan. Stigma budaya yang kuat, atau gangguan psikologis lain (seperti gangguan bipolar, gangguan stres pasca trauma," ungkap Nataliza.

Berita Rekomendasi

Ditegaskan, banyak sekali hal atau masalah sehari-hari yang bisa berpotensi berkembang menjadi gangguan psikologis.  Menurutnya banyak contoh yang kemudian  bisa berpotensi menjadi depresi. Oleh sebab itu, lanjutnya, sangat penting untuk belajar lebih, menyadari  keadaan diri sendiri.

"Banyak membaca, banyak sharing atau jika suatu masalah dirasa tidak bisa diselesaikan, bisa juga bekonsultasi dengan ahlinya agar lebih cepat tertangani," saran Nataliza

Dalam kasus Pahinggar,  menurutnya tidak dapat diketahui secara pasti, apakah yang diungkapkan di video sebelumnya yang diunggah merupakan penyebab atau motivasi utama melakukan bunuh diri. Bisa jadi, ada penyebab eksternal lain, masalah lain sebelumnya, atau bisa juga penyebab internal.

Yaitu, yang berasal dari dalam dirinya, bisa karena adanya riwayat tertentu atau bisa juga karena faktor kepribadian tertentu.  "Pada intinya kejadian ini mengingatkan kita untuk lebih aware (menyadari) dengan kesehatan mental kita, bukan hanya kesehatan fisik," Nataliza mengingatkan.

Sebelum melakukan tindakan nekatnya itu, Pahinggar terlebih dahulu melakukan chating dengan temannya dan menyampaikan keinginannya tersebut.

Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Jagakarsa, Inspektur Satu Sofyan Suri, Minggu (19/3/2017) kemarin, mengatakan, teman chatting korban adalah Alex. Kepada penyidik, Alex tidak menyangka Pahingggar bisa senekat itu, menghabisi nyawanya sendiri.

Awalnya, kejadian bunuh diri yang disiarkan langsung melalui media Facebook adalah hanya becandaan saja. "Alex itu nggak menyangka kalau Indra serius gitu. Kirain itu bercanda. Di Facebook kan videonya live ya. Jadi temannya nggak merasa itu beneran. Menurut temen deket, segala apa pun dia pasti curhat, tapi kalau masalah itu dia nggak ngomong. Biasanya curhat sama dia. Menurut si Alex," ucap Sofyan.

Belum jelas apa penyebab korban bunuh diri. Tetapi diduga korban depresi menghadapi persoalan hidup, termasuk persoalan di keluarganya.

Apalagi sebelum kejadian, dia terlibat keributan dengan sang istri, Dina Febrianti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas