Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masjid Sebagai Sarana Perekat Umat Harus Steril dari Urusan Politik

persoalan amaliyah dan kewajiban umat Islam tidak dikaitkan dengan Pilkada.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Masjid Sebagai Sarana Perekat Umat Harus Steril dari Urusan Politik
Warta Kota/Theo Yonathan Simon Laturiuw
Spanduk yang diturunkan di wilayah kecamatan cengkareng. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kubu pasangan calon Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok- Djarot Saiful Hidayat akan mengecek kebenaran informasi masih adanya masjid di RW 002 di Kelurahan Cipinang Melayu yang masih memasang spanduk tidak akan menyolati pendukung penista agama.

Pun demikian terhadap informasi tentang masjid Al Barakah Cakung Jakarta Timur yang membuat edaran yang mengajak tidak memilih penista agama.

"Kami sedang melakukan pengecekan kebenarannya. Mudah-mudahan informasi ini tidak benar," ujar Juru Bicara Ahok, M. Lukman Khakim kepada Tribunnews.com, Senin (27/3/2017).

Namun demikian menurutnya, persoalan amaliyah dan kewajiban umat Islam tidak dikaitkan dengan Pilkada.

Didalam islam menjadi keharusan mengurusi jenazah muslim.

"Dan ini berlaku untuk seluruh umat Islam tanpa ada pengecualian. Hukum mengurusi jenazah muslim ialah fardhu kifayah," katanya.

Artinya, kewajiban mengurusi jenazah gugur bila sudah dilakukan oleh sebagian orang dan dihukumi berdosa seluruhnya bila tidak ada yang mengurusi sama sekali.

Berita Rekomendasi

Perlu diketahui, selama jenazah masih berstatus muslim pada akhir hayatnya, seluruh umat Islam dituntut untuk mengurusi jenazah mereka tanpa memandang latar belakang kehidupannya.

"Kepada semua pihak kami minta untuk menahan diri dan berfikir sehat untuk senantiasa membangun ukhuwah islamiah dan ukhuwah wathaniah."

Dia tegaskan, masjid adalah tempat ibadah yang harus dijaga bersama.

Kubu Ahok-Djarot meminta kepada semua umat muslim untuk selalu menjaga Masjid sebagai sarana perekat umat dan steril dari urusan politik.

"Kalau semua masjid mengeluarkan edaran politik lalu akan jadi apa nantinya masjid di Jakarta," ujarnya.

Mari kembalikan masjid menjadi tempat menanamkan kebaikan, mengajarkan anak-anak dengan kesantunan dan akhlak mulia.

"Jangan biarkan pikiran-pikiran permusuhan antar sesama dibenamkan pada anak-anak kita. Semua ustadz dan kiai diharapkan senantiasa menjadi juru damai atas konflik yang terjadi di masyarakat," katanya.

Kepada semua pemangku kepentingan, ia mengingatkan, untuk selalu sigap menyikapi segala potensi yang mengancam keretakan hubungan dimasyarakat.

"Jangan ada pembiaran terhadap oknum yang sengaja melakukan provokasi dan intimidasi politik di masjid-masjid.
"
"Mari wujudkan pilkada yang damai, sejuk dan bermartabat serta mengutamakan rasa persatuan diatas kepentingan apapun. Seperti pesan Gus Dur, yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas