Djan Faridz Ingatkan Anies Baswedan Jangan Jumawa Mau Pecat Ahok
Bila kepemimpinan Ahok dipersepsikan ceplas-ceplos, apa adanya, mudah marah, dan mudah memecat anak buah.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz mengaku sedih dengan ucapan Anies Baswedan untuk memecat Basuki Tjahaja Purnama, dari jabatannya sebagai Gubernur DKI sekarang.
"Saya sangat senang dan bangga melihat Pak Basuki, tapi saya sangat sedih ada calon yang begitu jumawa menyebtutkan akan berhentikan gubernur," kata Djan kepada wartawan di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Selasa (28/3/2017).
Anies sempat berandai-andai menjadikan calon gubernur petahana, sebagai salah satu penasihat apabila mereka terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Namun kalimat memecat Ahok itu dilontarkan Anies, saat pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab, menyatakan ada dua persepsi kepemimpinan berbeda antara Ahok dan Anies.
Bila kepemimpinan Ahok dipersepsikan ceplas-ceplos, apa adanya, mudah marah, dan mudah memecat anak buah. Sedangkan kepemimpinan Anies dipersepsikan banyak orang sebagai orang yang santun, tidak tegas, dan tidak berani pecat anak buah.
"Saya akan pecat gubernur ini, jabatan itu yang menentukan Allah, bukan beliau, ngga wajar beliau ngomong, saya akan berhentikan Basuki, ngga baik itu," kata Djan.
Diberitakan sebelumnya, mendengar ada kalimat tidak berani pecat anak buah dari Najwa Shihab, Anies pun mengeluarkan pernyataan saat mencalonkan dirinya sebagai gubernur DKI merupakan langkahnya untuk memecat Ahok dari jabatannya sebagai gubernur DKI yang sekarang.
"Tidak mungkin memecat anak buah? Sekarang saja saya sedang berusaha memberhentikan Pak Basuki dari gubernur. Jadi bagaimana kita enggak berani (pecat), apalagi anak buahnya, gubernurnya aja mau diberhentiin," kata Anies.
Menanggapi pernyataan Anies, Ahok langsung menjelaskan kalau yang berhak memecat dirinya adalah warga Jakarta. Karena kontraknya dia dengan warga Jakarta hingga Oktober 2017.
"Dalam hal ini, saya memang anak buahnya Pak Anies. Karena saya pelayan warga Jakarta. Jadi kalau mau mecat saya, bukan sebagai calon gubernur, tetapi sebagai warga DKI," jawab Ahok.