Djarot Apresiasi Komitmen GP Ansor dan Banser Rela Mati Kawal NKRI
Namun ia tidak setuju dengan ungkapan 'rela mati' organisasi kemasyarakatan kepemudaan itu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Gubernur DKI petahana Djarot Saiful Hidayat mengucapkan terima kasih atas komitmen Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Banser yang rela mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika.
Namun ia tidak setuju dengan ungkapan 'rela mati' organisasi kemasyarakatan kepemudaan itu.
"Terima kasih atas komitmennya, tapi saya nggak setuju kalau Ansor dan Banser siap mati untuk kawal NKRI, Bhinneka, dan Pancasila," ujar Djarot, di Kantor GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).
Mantan Wali Kota Blitar itu pun menanyakan, jika GP Ansor dan Banser mati, maka siapa yang akan melanjutkan pengawalan dalam menjaga keutuhan Indonesia.
"Siap hidup aja, kalau mati, siapa yang ngawal?," kata Djarot.
Menurut Djarot, mereka harus tetap hidup, sehingga semangat mereka dalam mengawal keutuhan simbol negara bisa selalu didengungkan.
"(Harus) hidup, (harus) semangat betul dalam mengawal Pancasila, NKRI, Bhinneka dan UUD 45," tegas Djarot.
Lebih lanjut politisi PDI Perjuangan itu pun memaparkan pengalamannya saat berdiskusi dengan almarhum Kyai Haji Hasyim Muzadi semasa hidupnya.
Dalam diskusi tersebut, almarhum sempat menyampaikan pesan pada pasangan dari cagub DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu bahwa selain korupsi, negara ini terancam oleh dua hal besar, yakni narkoba dan terorisme yang mengarah pada tindakan radikalisme.
"(Saya) teringat ketika diskusi dengan Alm Hasyim Muzadi, beliau menyampaikan 'Pak Wagub, Indonesia menghadapi dua ancaman besar selain korupsi, satu itu narkoba, dua itu terorisme, radikalisme," kata Djarot.
Oleh karena itu, Djarot pun mengimbau agar GP Ansor, Banser, dan seluruh masyarakat bersatu dalam melawan segala bentuk tindakan yang mengarah pada aksi radikal yang mengatasnamakan agama.
"Maka kita harus bersatu betul melakukan deradikalisasi, atas nama agama apapun," ujar Djarot.