Sandi: Pembagian Sapi Mendegradasi Demokrasi
Menurut Sandi pihak yang membagi-bagikan sembako dan sapi untuk menggiring suara warga, sangatlah tidak bertanggungjawab.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil gubernur Jakarta Sandiaga Uno prihatin dengan masifnya pembagian sembako dan sapi menjelang pemungutan suara Pilkada DKI 2017 putaran dua yang berlangsung, Rabu (9/4/2017).
Ia prihatin karena selama 18 bulan ia berusaha untuk mengikuti demokrasi sebaik mungkin.
"Saya prihatin karena mencederai demokrasi kita dan mendegradasi demokrasi kita yang selama 18 bulan kita lakukan sebaik mungkin," kata Sandi di Gondangdia, Jakarta Pusat, (18/4/2017).
Menurut Sandi pihak yang membagi-bagikan sembako dan sapi untuk menggiring suara warga, sangatlah tidak bertanggungjawab.
Mereka memberikan contoh yang buruk kepada warga.
"Hari ini saya dengar udah ada laporan bagi-bagi jadi nanti siang kita dapat laporannya dari relawan," katanya.
Meskipun masif, Sandi yakin warga tidak akan terpengaruh dengan iming-iming sembako atau sapi.
Pemilih Jakarta merupakan pemilih cerdas yang akan memilih sesuai dengan program serta visi-misi pasangan calon.
"Saya yakin tidak akan terpengaruh, Allah yang Maha Kuasa," kata Sandi.
Sebelumnya, Wakil ketua bidang media tim pemenangan Anies-Sandi, Naufal Firman mengatakan pihaknya mengetahui laporan adanya pengiriman sapi ke Kepulauan Seribu untuk kepentingan Pilkada DKI.
"Kami sudah dapat laporannya, dan akan kita laporkan ke Bawaslu," katanya.
Ia mengaku belum tahu siapa yang mengirimkan sapi tersebut. Begitu juga siapa pihak yang menerima sapi tersebut di kepulaun seribu.
Hanya saja berdasarkan laporan dan bukti yang diterimanya, pengirim sapi tersebut menggunakan atribut pasangan calon lain.
"Kita terima data itu. Lihat dan perhatikan baju yang membawa sapi. Itu pakai baju kotak-kotak. Baju kami putih," katanya.