Seorang Ibu di Cakung Tak Kuasa Menolong Anaknya Dilalap Api
Umriyah pagi itu menjalankan aktivitas rutin sebagai ibu rumah tangga, mencuci baju kemudian, menjemurnya tak jauh dari bedeng yang ia tempati
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Umriyah masih ingat betul detik-detik penuh kecemasan yang ia hadapi saat api berkobar-kobar di depan matanya.
Saat itu, Jumat (21/4/2017) pukul 09.00, suasana kompleks bedeng di Cakung Jakarta Timur yang ia tempati bersama keluarganya sudah sepi.
Sebagian besar penghuninya tengah bekerja. Hanya beberapa perempuan saja yang berada di rumah.
Umriyah sendiri pagi itu menjalankan aktivitas rutin sebagai ibu rumah tangga, mencuci baju kemudian, menjemurnya tak jauh dari bedeng yang ia tempati.
Saat sedang sibuk menjemur baju, ia kaget bukan main ketika melihat tak jauh darinya kobaran api membakar tumpukan sampah dan barang bekas.
Lokasi bedeng yang ia tempati memang berada di tengah-tengah kawasan pengumpulan sampah dan barang bekas milik sejumlah tetangga yang mencari nafkah dengan menjadi pengepul sampah.
Perempuan berusia 31 tahun itu panik. Apalagi, di dalam bedeng tempat tinggalnya, sang buah hatinya bernama Nabila Aprilia sedang tertidur pulas.
Ia berteriak meminta bantuan para tetangganya, namun kondisi yang sepi membuatnya harus berlari ke arah sumur.
Perempuan yang oleh tetangganya karib disapa Uum itu makin panik karena air dalam bak mandi ternyata habis.
Ia menyalakan pompa air, menunggu air terisi, kemudian, membawa air itu ke dekat bedengnya untuk memadamkan api.
Saat kembali, ia melihat api yang makin besar. Bahkan, api sudah melalap hampir seluruh bedeng yang terdiri dari tujuh pintu itu.
Bersamaan dengan itu, sejumlah warga datang dan berupaya membantu memadamkan api.
Namun, sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan Uum.
Ia menangis sejadi-jadinya melihat bedengnya sudah dikepung api.