Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Ingin Dianggap Paranoid, Novel Baswedan Tidak Mau Dikawal Polisi

Iriawan mengatakan tim untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap Novel masih terus bekerja.

Editor: Sanusi
zoom-in Tak Ingin Dianggap Paranoid, Novel Baswedan Tidak Mau Dikawal Polisi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menaiki ambulan saat akan dibawa ke RS Jakarta Eye Center dari RS Mitra Kekuarga, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (11/4/2017). Novel Baswedan dipindahkan ke RS Jakarta Eye Center untuk menjalani perawatan lanjutan usai dirinya mengalami serangan fisik dari orang tak dikenal dengan menggunakan cairan yang diduga air keras yang membuat Novel Baswedan mengalami luka serius di sekitar wajah. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Wartakota, Bintang Pradewo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, menjadi pekerjaan rumah bagi penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Oleh sebab itu, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan berjanji mengusut tuntas kasus tersebut. Iriawan mengatakan tim untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap Novel masih terus bekerja.

Dua orang yang sempat diamankan karena fotonya beredar sudah dipulangkan, karena mereka tidak terlibat dalam penyiraman air keras itu.

Baca: Ahok Geram Gara-gara Karangan Bunga di Balkot Disebut Hasil Rekayasa

"Dua orang tersebut adalah berkaitan dengan salah satu cepu atau mata-mata dari Unit Ranmor. Kita dapet foto itu udah lama tapi tidak ada kaitannya," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (26/4/2017).

Rekaman Closed Circuit Television (CCTV) yang disimpan penyidik sebagai barang bukti, belum bisa menggambarkan siapa pelaku penyiraman air keras itu. Karena, pelaku sangat lihai dan menyiramkan air keras ke Novel dengan cepat.

Berita Rekomendasi

"Beberapa CCTV yang kita dapat juga akan kita share, terus karena memang begitu cepat. Dan itu pelaku sudah betul-betul menggambar situasi yang ada. Di CCTV itu cepat sekali motor lewat, dan dia tahu ke mana larinya. Dan analisa kami sudah cukup lama digambar," ulas Kapolda.

Menurut Iriawan, sebelum kejadian, Novel Baswedan memang tidak dikawal oleh aparat kepolisian. Hal ini sangat disesalkan oleh pihak Polri. Apalagi, Novel sedang menangani kasus-kasus besar dugaan korupsi.

"Saat itu saya tanyakan kepada yang bersangkutan, mengakui tidak dalam pengawalan. Padahal, kita sudah berikan pengawalan kepada Saudara Novel dan kami tanyakan itu. Ternyata pengawalnya disuruh pulang oleh yang bersangkutan. Katanya ini enggak enaklah, saya seperti paranoid saja," ungkap Iriawan.

"Tapi saya bilang, kenapa? Kita sudah sampaikan yang bersangkutan sedang menangani berbagai kasus besar sehingga sangat wajarlah kalau dikawal. Bahkan, waktu pertama kali telepon saya marah itu. Kenapa saya sudah atensi untuk dikawal, tidak mau dikawal. Kemudian saya ke rumah sakit dia berkata demikian," tambahnya.

Kapolda mencurigai, dua pelaku yang melakukan penyiraman terhadap Novel memang sudah mengambarkan keseharian korban. Karena, ada beberapa gambar dari kamera pemantau, pelaku yang menggunakan topi melintasi kediaman Novel.

"Tapi kita konfirmasi kepada 16 saksi yang ada di tempatnya. Tidak bisa menunjuk pasti, apalagi yang dua orang kita tangkap kemarin yang akhirnya kita lepaskan kembali karena tidak ada kaitannya," sambungnya.

Iriawan menuturkan, pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap Novel merupakan utang kepadanya kalau sampai tidak bisa terungkap. Oleh sebab itu, dia mengaku maksimal dalam menangani kasus tersebut.

"Yang cocok dengan pelaku pasti diambil, tapi dari saksi yang ada pun tidak bisa menjelaskan ciri-ciri pelaku yang pasti. Saya katakan pasti ini digambar lama oleh pelaku, dan Saudara Novel menyampaikan sudah beberapa hari tidak dikawal," paparnya.

"Dia sudah sampaikan ke saya, mohon maaf enggak enak sama yang lain seperti paranoid saja. Saya bilang bukan paranoid, karena Anda sedang tangani kasus besar. Sehingga, analisis kita ya itu akan ada ke sana. Kalau mungkin dijaga tempo hari, tentu akan bisa diantisipasi, bahkan mungkin bisa melihat. Karena anggota yang berjaga Saudara Novel bersenjata," tuturnya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas