Kabur Dari Polisi Heru Sawit Tabrak Penonton dan Kehilangan Nyawa
Peristiwa tragis ini menimpa seorang joki yang pamornya sedang naik daun di dunia balap malam, ia adalah Heru Sawit.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Ajang balap liar motor kembali memakan korban.
Melansir dari Motorplus, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 04.40 WIB, sesudah adzan Shubuh, Kamis (4/5/2017).
Gelaran balap liar ini dilakukan di sepanjang jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Peristiwa tragis ini menimpa seorang joki yang pamornya sedang naik daun di dunia balap malam, ia adalah Heru Sawit.
Menurut keterangan saksi mata di lapangan, Heru Sawit meninggal karena menabrak penonton.
Saksi mata yang berusia 21 tahun ini menceritakan awal mula kejadian tersebut.
Kejadian ini bermula pada saat Heru tengah adu kebut dengan rekannya di Gunung Sahari.
Sedang asyik balapan, tiba-tiba terlihat adanya kehadiran satu polisi yang mengendarai motor trail berlawanan arah menuju garis finish.
Saat itu, sang polisi tampaknya berniat untuk membubarkan ajang balapan liar tersebut.
Naluri balap liar Heru keluar dan ia langsung menancap gasnya untuk kabur dari polisi.
Namun nahas, penonton yang turut panik dengan kejadian tersebut ikut kabur berlari berlawanan arah berbarengan dengan Heru yang sedang memacu kencang laju motornya.
Saksi mata yang tidak disebutkan namanya ini pun mengatakan seketika kecelakaan itu terjadi karena kepanikan yang melanda saat polisi hendak membubarkan ajang balap tersebut.
Heru pun menabrak lebih dari satu penonton yang hadir di sana dan nyawanya tidak bisa diselamatkan ketika dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Heru tewas di rumah sakit karena pendarahan yang ia alami.
Setelah peristiwa mengenaskan itu terjadi, teman-teman mendiang Heru Sawit tampak sedih dengan kejadian yang dialami rekannya tersebut.
Sebagai tanda dukanya, teman-teman Heru langsung menaburkan bunga di lokasi kejadian kecelakaan tersebut.
Melalui pernyataan rekan korban yang ditelpon oleh tim Motorplus, Heru sebenarnya memiliki keinginan untuk berhenti melakukan balap liar di jalan raya, seandainya di Indonesia, khususnya Jakarta memiliki lintasan balap resmi untuk adu kebut.
Heru berpendapat bahwa menunggu pemerintah untuk menyediakan lahan itu hanyalah isapan jempol belaka.
(Motorplus.grid.id/TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)