Semua Manusia Akan Mati, Alasan Fauzi Bakar Rumahnya di Jakarta Selatan
Tak lama kemudian, sebanyak 10 unit mobil pemadam kebakaran datang. Api pun berhasil dipadamkan sekira pukul 12.15 WIB,
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Entah apa yang ada di pikiran Fauzi Muktar (45).
Beralasan mendapat bisikan gaib, ia membakar rumahnya sendiri di Kelurahan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan pada Minggu (14/5/2017) siang kemarin.
Selain rumahnya yang kini menyisakan puing, dua rumah lain milik para saudaranya juga ludes terbakar.
Keluarga besar Fauzi awalnya beraktifitas seperti biasa pada siang itu, sekitar pukul 11.15 WIB.
Mereka berkumpul dan bercengkerama di teras rumah. Namun, ketika kakak perempuan Fauzi bernama Muzainah (50) masuk ke dalam rumah, ia menemukan asap yang sudah mengepul.
Ketika ia berjalan ke arah dapur, betapa kagetnya ia ketika melihat api sudah berkobar melalap sejumlah perabotan.
Tak lama, ia mendengar ledakan dahsyat. Tabung gas meledak.
Muzainah berlari sambil berteriak, memancing para tetangganya untuk berkumpul di rumahnya.
Namun kobaran api sudah terlanjur besar bahkan merembet ke dua rumah di sisi kiri dan kanan.
Warga bahu membahu memadamkan api dengan peralatan seadanya sembari menunggu kedatangan petugas kebakaran.
"Semuanya panik. Rumah itu terletak di kawasan padat. Kami takut api membakar seluruh kampung makanya kami berusaha memadamkan semampu kami," kata Suzana, Ketua RT 09/08 Kelurahan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan ditemui di sekitar lokasi kejadian, Senin (15/5/2017).
Tak lama kemudian, sebanyak 10 unit mobil pemadam kebakaran datang. Api pun berhasil dipadamkan sekira pukul 12.15 WIB,
Usai kejadian, keluarga dan warga mencari keberadaan Fauzi.
Mereka sudah menaruh curiga terhadap Fauzi, sebab pada saat kejadian hanya Fauzi yang berada di dalam rumah. Namun Fauzi muncul dengan pembawaan santai.
Saat diintrograsi polisi, awalnya Fauzi hanya bilang sebelumnya ia memasak kemudian ia pergi ke warung. Ia mengaku tak tahu apa penyebab kebakaran.
Namun dengan tenang polisi kembali bertanya kepada Fauzi. Dan jawaban Fauzi sungguh mengejutkan.
Fauzi bilang bahwa semua manusia akan mati, maka ia membakar rumahnya.
"Dia akhirnya mengaku bahwa dia yang bakar rumahnya. Memang, sebelumnya keluarganya juga sudah pada curiga," kata Suzana.
Gangguan mental
Di lingkungan perkampungan, Fauzi dikenal sebagai pria kemayu. Ia tidak menikah hingga usia 45 tahun.
Suzana bilang, sikap Fauzi mulai aneh ketika ibu kandungnya meninggal sekitar tiga tahun silam.
"Dulu dia normal. Bahkan sempat membuka usaha laundry. Tapi belakangan sikapnya aneh. Dia suka ngamuk-ngamuk tanpa alasan sejak ibunya meninggal. Dia pernah sekilas bilang sama saya, 'hidup ini berat ya, bu'," terangnya.
Pernah suatu ketika Fauzi ngamuk. Suzana kemudian menyerahkan Fauzi ke Dinas Sosial Kecamatan. Fauzi bahkan sempat mondok sebulan di Panti Sosial Kedoya selama satu bulan.
"Setelah sebulan di sana dia normal lagi bahkan sempat bekerja di sebuah perusahaan travel. Tapi kemudian keluar lagi dan menganggur."
Dari sisi ekonomi, Suzana bilang keluarga besar Fauzi hidup dalam bayang-bayang kemiskinan. Para saudara Fauzi hanya bekerja sebagai buruh cuci. Suzana pun prihatin dengan kondisi keluarga besar Fauzi yang tak lagi punya tempat tinggal.
"Tiga rumah milik keluarga besar itu hangus. Ada 4 kepala keluarga atau 11 jiwa yang kini mengungsi di mushola. Baju, ijasah dan barang-barang tidak ada yang bisa diselamatkan dari kebakaran itu," Suzana menambahkan.
Untuk keperluan makan satu keluarga itu, Suzana bilang pihaknya mengandalkan bantuan dari pihak Kelurahan Kalibata dan patungan warga secara swadaya.
"Untuk pembangunan rumahnya, saya sudah usulkan ke Pak Lurah agar dimasukkan program bedah rumah Pemprov DKI. Karena mereka benar-benar dari keluarga kurang mampu dan tidak mungkin membangun rumah dengan biaya sendiri."
Fauzi sendiri kini sudah berada di Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria diduga mengidap gangguan mental membakar rumahnya sendiri.
“Pelaku mengaku mendapatkan bisikan gaib. Lalu membakar kertas-kertas koran dengan korek api dekat kompor gas,” ungkap Kapolsek Pancoran Kompol Aswin ketika dihubungi, Senin (15/5/2017).
Api, lanjut Aswin, tiba-tiba membesar dan diduga mengenai selang kompor gas. Kemudian, api membakar rumahnya dan sejumlah rumah saudaranya yang saling berhimpit.
“Menurut keterangan warga, pelaku memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa dan pernah dirawat di rumah sakit,” katanya.
. Tidak ada korban jiwa. Kerugian ditaksir sekitar Rp 500 juta.
Penulis: Feryanto Hadi